Pada saat awak media ini menanyakan kapasitas Mateus menjamin hal tersebut. Ia mengatakan, “Yang pasti saya hadir di tempat ini bukan dalam kapasitas sebagai seorang pengusaha. Nanti silakan tanya pada Doni saja, siapa saya?” jawabnya.
Menanggapi permintaan Mateus untuk membatalkan demo, Ladis Jeharum mengatakan, “Tentu kehadiran pak Mateus di sini membawa angin segar bagi kami. Ketika pak Mateus menjamin angin segar untuk kami, melalui forum ini kami sampaikan tidak akan berdemo. Tapi jamin tidak? Jamin tidak? ucap Ladis bertanya dengan nada yang semakin tinggi dan tegas. Pernyataan Ladis belum sempat Mateus jawab, Doni Parera langsung memotong pembicaraan tersebut.
“Begini, tadi bro ini tanya, apa kapasitas pak Mateus? Hari ini dia tunjukan ke saya bahwa dia ini adalah utusan orang yang berpengaruh. Nanti belakangan saya akan cerita. Ite (kalian) semua percayalah dengan saya,” ucap Doni.
Setelah Doni menjelaskan, tidak ada lagi yang berkomentar. Mateus Siagian meminta buatkan Video yang menyatakan komitmen Rata Korsa tidak melakukan demostrasi selama KTT Asean berlangsung. Katanya, “Video tersebut akan disampaikan pada orang penting di Jakarta.” Permintaan tersebut lansung dipenuhi warga.
Setelah makan siang bersama, Mateus Siagian pamit pulang ke Labuan Bajo bersama Doni Parera. Kepada awak media ini, Doni beralasan bahwa ia menumpang dengan Mateus untuk mengambil sepeda motor yang ia tinggalkan di Gorontalo. Dan, akan kembali lagi ke Cumbi untuk berdiskusi bersama utusan Mabes Polri.
Sebelum berangkat, awak media ini bertanya pada Doni terkait komitmen untuk tidak akan melakukan aksi demonstrasi pada esok hari tanggal 9 Mei 2023.
“Saya tegaskan tuntutan kami tetap, harus ada utusan pemerintah yang datang ke sini. Apabila tidak ada, kami akan konsisten untuk demo. Terkait kesepakatan tadi, itukan ada deal bahwa akan ada yang datang ke sini malam ini. Kalau tidak ada yang datang, tidak ada yang membatalkan,” ungkap Doni.
Saat ditanya apakah kehadiran Mateus Siagian tidak cukup merepresentasikan Pemerintah? Dengan ekspresi ragu Doni berujar, “Nanti kita lihat sampai jam 9 malam ini. Karena sudah banyak yang datang, mengatakan kami sanggup, kami mampu. Nanti malam jam 9 pembuktiannya,” tutup Doni.
Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini dari bapak Domi, bahwa sejak sore tanggal 8 Mei hingga tanggal 12 Mei 2023, tidak seorangpun perwakilan pemerintah yang datang menemui mereka lagi.
Selepas kepergian Mateus, utusan Mabes Polri kembali berdiskusi bersama warga. Mereka memberikan klarifikasi bahwa Mateus Siagian bukan bagian dari tim mereka. Dan, merekapun tidak tahu siapa yang mengutusnya.
Dalam pertemuan tersebut, utusan Mabes polri menyampaikan kesanggupan untuk menyampaikan persoalan mereka kepada atasanya. Selanjutnya, teruskan kepada Kapolri, hingga dapat sampaikan ke Presiden.
Selain itu, utusan tersebut juga meyakinkan warga, bahwa empat orang yang sebelumnya mendapatkan surat panggilan dari Polres Mabar, kasusnya tidak akan lanjut. Setelah mendengar penjelasan itu, warga menyatakan setuju membatalkan aksi. Mereka lalu menandatangani surat kesepakatan dan membakar alat peraga yang mereka siapkan untuk aksi unjuk rasa tersebut.
Selepas pertemuan bersama warga, utusan dari Mabes polri, bersama awak media ini dan seorang rekan jurnalis dari floresa.co, menuju hotel La Cecile yang terletak di Labuan Bajo, untuk menyampaikan dan menyaksikan penyerahan surat pernyataan tersebut kepada Petinggi dari Mabes Polri.
Pada kesempatan tersebut SG juga menyampaikan kepada atasannya, bahwa aktivis dan warga Rata Korsa mendapatkan panggilan menghadap dari polres Mabar atas dugaan penghasutan. Mendengar hal tersebut, pada saat itu juga petinggi Polri tersebut langsung memerintahkan penghentian pengusutan kasus tersebut. Dari perbincangan di hotel tersebut, salah seorang petinggi polri mengatakan, akan mengecek masalah ganti rugi tersebut pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel




