Cepat, Lugas dan Berimbang

Rata Korsa dalam Pusaran Spekulasi dan Manipulasi dari Aktor Bertopeng

IMG-20230513-WA0287
IMG-20230513-WA0289

Kehadiran pak Tedi ini tentu memberikan harapan dan angin segar kepada warga, apalagi staf Kesbangpol Mabar ikut mendampingi beliau. Atas dasar itu, warga mulai melakukan pengukuran. Pak Tedi berjanji akan datang lagi dan memberikan kabar. Namun menjelang tanggal 9 Mei 2023, tak ada lagi kabar dari pak Tedi.

Setelah memberikan surat pemberitahuan aksi ke Polres Mabar pada 05/05/2023, sore harinya, lima belas anggota polisi menjemput Doni Parera dari tempatnya menetap sementara di pinggiran kota Labuan Bajo. Mereka menjanjikan Doni akan pertemukan dengan Kapolda NTT.

Sesampainya di Polres Mabar, Doni ternyata tidak dipertemukan dengan Kapolda NTT seperti yang dijanjikan. Ia hanya dipertemukan dengan Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan Polres Mabar, Iptu Markus Frederiko Sega Wangge. Dalam pertemuan tersebut, menurut Doni, Iptu Markus meminta agar warga membatalkan rencana demonstrasi. Namun, baik Warga maupun para aktivis tetap kukuh pada pendiriannya untuk melakukan aksi pada tanggal 09 Mei 2023.

Mungkin karena kuatnya pendirian Doni dan kawan-kawannya, pada hari berikutnya tanggal 6 dan 7 Mei 2023, Doni Parera, Ladis Jeharum, serta Dominikus Safio Bion dan Viktor Frumentius, warga kampung Cumbi, mendapatkan panggilan menghadap dari Polres Mabar. Dalam rumusan surat panggilan tersebut, seperti yang dikutip dari pemberitaan media floresa.co tanggal 07/05/2023, keempatnya dipanggil guna dilakukan “penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana ‘penghasutan’ yang akan terjadi pada tanggal 09 Mei 2023 di jalan raya yang akan dilintasi oleh peserta rombongan ASEAN Summit ke-42.”

Utusan Pusat dan Pembatalan Demo

Pada malam tanggal 06 Mei 2023, seorang anggota Polisi dengan inisial SG memghubungi Ladis Jeharum. Kepada Ladis, SG yang mengaku sebagai utusan dari Mabes Polri, meminta agar buatkan pertemuan bersama warga Rata Korsa. Keesokan harinya, setelah SG bertemu dengan Ladis dan Doni, sepakati akan melangsungkan pertemuan pada sore hari tanggal 08 Mei 2023 di kampung Cumbi, desa Warloka.

Rata Korsa

Pada hari yang sudah ditentukan, SG bersama anggota polisi lainnya dari Mabes Polri, menjemput Ladis Jeharum, Dominikus dan Viktor dari kantor LSM Sun Spirit di Jl. Trans Flores Km. 10, Watu Langkas, Desa Nggorang, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, menuju kampung Cumbi. Sesampainya di kampung Cumbi, banyak warga berkumpul. Di lokasi pertemuan itu juga ada seorang kader partai Nasdem dan pengusaha dari Labuan Bajo, Mateus Siagian. Kepada SG, awak media ini sempat menanyakan apakah Mateus Siagian bagian dari tim Mabes Polri? SG mengatakan, “Kami juga bingung. Saya tidak tahu dia ini siapa, sebagai apa, ya, mungkin dia punya tanah di sini,” jawabnya.

Beberapa saat kemudian, Doni mengajak warga berkumpul mendengarkan hal yang akan disampaikan Mateus Siagian. Entah karena merasa bukan bagian dari agendanya, SG dan rekannya beranjak dari tempat duduk dan berdiri di luar lokasi pertemuan tersebut.

Kepada warga, Mateus memperkenalkan diri sebagai utusan dari Pusat. Kehadirannya di tempat itu untuk mendengarkan keluhan dan keinginan warga agar dapat disampaikan. Setelah mendengarkan penyampaian warga, Mateus meminta kepada mereka untuk tidak menggelar aksi karena akan mengganggu ASEAN Summit, seraya menjanjikan akan mendapatkan ganti rugi.

“Kalau kamu tidak menggelar aksi, maka kamu mudah mendapat ganti rugi. Tetapi kalau kamu tetap gelar aksi, ini akan sulit dan saya tidak bisa jamin,” ungkap Mateus.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel