Cepat, Lugas dan Berimbang

Dari Waibalun, Menuju Manca Negara dan Tiba Akhirnya di Ndona

Di tahun 2012, Pater Budi tinggalkan Seminari Tinggi Ledalero-Maumere menuju Roma. Ini semua karena panggilan tugas dan tanggungjawab baru sebagai Anggota Dewan Jendral SVD (2012-2018). Karena itulah, tak bisa tidak, Pater Budi harus pula menjumpai saudara-saudaranya SVD di mana saja ia berkunjung.

Tentu, untuk Pater Budi, datang kunjung itu tak hanya untuk lihat ‘batang hidung sama saudaranya’ tetapi bahwa ia harus relakan hati untuk ‘mendengarkan segala kata hati sama saudaranya, dan siapapun yang dilayani SVD, entah sebagai umat atau pun sebagai partner SVD dalam perutusan (misi).

Di tahun 2018, pada Kapitel Jendral tahun 2018 itu, para Kapitularis memilih dan mempercayakan Pater Budi sebagai Superior Jendral SVD yang ke 12 (2018 – 2024). Satu kepercayaan yang diberikan oleh para sama saudara sejagat untuk menjadi Pemimpin Umum SVD sejagat. Sebagai seorang Jendral, iya Pater Budi tetaplah ‘seorang Budi Kleden’ dengan segala ‘tampilan dirinya yang seperti itu sudah.’ Dan kini?

Pada Sabtu, 25 Mei 2024 kemarin, Pater Budi diumumkan oleh Takhta Suci sebagai Uskup Agung Ende menggantikan alm Mgr Vinsen Sensi Potokota. Pater Budi, Jendral SVD itu jadi Uskup? Heraann ka? Kaget kaaaa? Tidak juga! Tidaklah. Tapi bisa saja itu mengguncang hatinya.

Pater Budi sudah belajar apa artinya menjadi seorang ‘pengajar (dosen), sebagai formator (pembina), animator, dan pemimpin secara umum. Dan kini Tuhan mempercayakannya untuk menjadi seorang gembala. Gembala Agung Kristus telah melihat ‘ada banyak sebagainya’ dalam diri Pater Budi, dan semuanya telah dijalankannya. Namun, bagi Tuhan, masih ada ‘yang mesti ditambah lagi. Iya, ada yang masih kurang’ pada Pater Budi. Apalagi ‘yang masih kurang?’

Dan ‘yang masih kurang’ itu saya yakin terasa ‘berat dan tak mudah bagi seorang Budi Kleden. Dia harus ‘jual, lepaskan, tinggalkan alam SVD yang telah merahiminya, melahirkan dan membesarkannya.’ Iya, Pater Budi ‘mesti beralih dari segala alam konfraternitas SVD.’ Walau tentu, spirit hidup sebagai seorang religius dan misionaris akan tetap menjiwa dan mendaging baginya.

Budi adalah seorang Jendral yang kini mesti alami kisah pertarungan batin time to say goodbye untuk para sama saudaranya di negeri-negeri Asia, Eropa, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan tentu juga Afrika yang amat dicintainya. No Oce – Waibalun memang telah hadirkan dirinya dan memberikan perhatiannya pada ‘alam SVD di manca negara.’ Namun..

Sepertinya semuanya itu mesti ‘terhenti.’ Di kamar makan Collegio del Verbo Divino – Roma, di Sabtu, 25 Mei 2024 itu, wajah seorang Jendral tampak sembab. Iya, benar-benar sembab tak ceriah. Pater Budi harus pasrah pada putusan Takhta Suci. Ia mesti kuat hati untuk dengarkan surat dari Propaganda Fide yang dibacakan oleh Pater José Antunes da Silva, SVD, wakil Superior Jendral.

Dalam permenungan sekadarnya yang kocak, saya hanya berfantasi dalam nada alkitabiah, “Wah Budi, ketika engkau masih muda engkau memang berjalan ke mana saja engkau kehendaki, kini perlahan engkau harus menjadi tua, engkau harus ulurkan tanganmu, dan Takhta Suci harus mengikatmu dan menuntun ke tempat yang tak pernah engkau bayangkan dan apalagi engkau impikan sedikitpun sebelumnya….”

Kini, No Oce – Waibalun, sang jendral yang sudah bermancanegara itu, mesti siap-siap ‘bale Nagi.’ NTT menantinya. Flores siap menyambutnya. Ngada – Nagekeo – Ende sekian lama ini merindukan kehadiran seorang gembala. Tetapi, tidak kah Pater Budi pulang sambil membawa cinta, harapan dan perhatian dari misi SVD sejagat dan bahkan dari berbagai Gereja Lokal di berbagai tempat yang telah ia kunjungi bagi Gereja Lokal Keuskupan Agung Ende? Pater Budi pasti membawa kekayaan dan kemajemukan Gereja Universal ke dalam Gereja Lokal yang digembalakannya.

Mari kita meluncur ke hal sepele lain lagi. Begini…….

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel