P. Kons Beo, SVD
Setiap hari kubuka Tabernakel. ‘Kemah indah tempat diam Yesus, Tuhan.’
DIA nyaris seperti itu. Dalam keseharianNYA terus seperti itu. Yesus, Tuhan mulai resah dan gelisah. Setiap kali saat kubuka pintu kecil tabernakel, sepertinya Yesus ulangi kata-kata pujangga itu untuk situasiNYA:
‘PutraKU, jangan kau kurung AKU dengan semua peraturan dan mau-maumu. Berikan kebebasan bagiKU untuk memilih tambatan hati…..’
Di suatu dini hari yang sunyi, Yesus datang padaku. Walau itu hanya dalam mimpi, jelas-jelas kutangkap suaraNYA mengibah. Air mataNYA mengalir perlahan:
“PutraKU, panggillah kembali kawanan dombaKU. Biarlah semuanya membebaskanKU dari ‘penjara tabernakel.’ Buatlah dengan caramu paling simpatik agar kawanan dombaKU sungguh punya hati datang untuk ‘membebaskanKU.’ Sudah terlalu lama Aku tersekap di ‘penjara Tabernakel itu.’ Tolonglah, putraKU!
Dan aku pun terjaga dari tidurku. “Wah, Tabernakel indah dan segala keindahan, dan itu bagiNYA hanyalah sebuah ‘penjara yang menyekap?’
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel