Selain evolusi kosmos ilmu pengetahuan juga menguraikan evolusi manusia yang dipelopori Carles Darwin (1809-1882) pada tahun 1859 dalam karyanya yang kemudian gencar dibicarakan: The origin of species (Joseph V. Kopp, 1983: 11). Penyelidikan evolusi manusia patut dilakukan secara hati-hati oleh para ilmuwan. Mereka harus mencari bukti-bukti penopang yang kuat dan masuk akal agar bisa diterima secara ilmiah. Darwin, atau pun semua penggagas ilmu teori evolusi memulai tesis mereka dengan dasar penelitian atas temuan fosil-fosil purba yang menyerupai manusia.
Tahun 1856, Darwin menemukan fosil pertama di lembah Neandertal di Jerman, oleh karena itu disebut manusia Neanddertal. Fosil ini diperkirakan hidup antara 220.000 tahun sampai 27.000 tahun yang lalu dengan tinggi mencapai 160 cm (Frans Dahler, 2015: 6). Penemuan Darwin ini banyak diragukan oleh para ilmuwan lain yang juga membentengi agama untuk menolak teori Darwin ini.
Keraguan akan kebenaran teori Darwin ini kemudian diperkuat oleh antropolog Gustav Schwalbe pada tahun 1901 di Namur- Prancis dan Kroasia.
Gustav berani membuktikan bahwa fosil manusia Naedertal tergolong manusia purba. Penemuan-penemuan fosil manusia purba pada tahun-tahun berikutnya juga turut mendukung teori ini.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel