Cepat, Lugas dan Berimbang

Mengelaborasi Konsep Penciptaan Alam Semesta Versi Kitab Suci Versus Teori Evolusi

Kemungkinan kedua, bahwa causa material sudah ada sebagai mana ia ada sebagai yang terberi, ada begitu saja namun dalam keadaan khaos, tidak berbentuk. Allah sebagai Pencipta membentuk dan mengaturnya seturut citra penciptaan-Nya sendiri.

“Dan jika bukan ex nihilo maka kita terpaksa mesti menyimpulkan…Yahweh (Allah Pencipta)…membentuk…sebuah dunia ciptaan (alam semesta) dari “bahan khaos” yang sudah ada sebelumnya” (Walter Brueggemann, 2009: 242).

Namun perlu ditegaskan bahwa yang “sudah ada” itu sama sekali tidak beraturan atau berbentuk seperti sebagaimana gambarannya setelah diciptakan ex post facto. Allah tidak mengimitasi dari sesuatu yang sudah ada tetapi menjadikannya baru dalam keteraturan.

Yang menjadi catatan dan sekaligus sorotan dalam Kitab Suci ajaran Kristen bukan soal bagaimana proses Allah nenjadikan kosmos. Tetapi inti yang mau ditonjolkan ialah bahwa kosmos sesungguhnya diciptakan oleh Allah dengan kuasanya sendiri. Berikut peristiwa-peristiwa besar dalam penciptaan kosmos oleh Allah: Allah menciptakan terang dan gelap (kej.1:3-5), Allah menciptakan cakrawala-langit (kej1:6-8.), Allah menciptakan darat dan laut (kej.1:9-10), Allah menciptakan matahari dan bulan- penentu waktu (kej.1:14-18), dan Allah menciptakan manusia (kej.2:7). Kitab Suci hanya menulis bahwa kosmos diciptakan dan dibentuk oleh Allah dengan kekuatan Sabda-Nya “Jadilah” dan semuanya terjadi, dan “Allah melihat bahwa semuanya itu baik”.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel