Selain itu, dari kebun yang sama mereka bisa memanen sayuran dan biji kopi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk sorgum yang akan dipanen pada bulan Februari 2025, menurut Kolekta, rencananya sebagian akan dimanfaatkan sebagai benih untuk ditanam pada lahan yang sama, di lokasi kebun yang biasa ditanami jagung, dan dibagikan kepada tetangga. Sebagian lagi akan dikonsumsi sendiri. Potensi hasil sorgum dari lahan ini adalah 30 kg.
Dilihat dari dekat, tajuk tanaman-tanaman ini tumbuh subur dan tidak saling merugikan satu sama lain. Hal ini tidak mengherankan, karena jarak tanam telah diatur secara teknis dengan standar yang sesuai dengan syarat tumbuh dari setiap jenis tanaman. Meskipun ada pohon mahoni, cengkeh, dan gamelina di bagian pinggir pekarangan, cahaya matahari tetap dapat masuk ke dalam keseluruhan areal pekarangan. Dengan demikian, tanaman-tanaman ini dapat berfotosintesis secara normal, terutama sorgum. Keberadaan pohon di sekitarnya tidak menghalangi pertumbuhan sorgum.
Hal lain yang dipandang sangat positif dari model wanatani ala Bapak Hubert ini adalah lapisan tanah bagian atas (top soil) terlindungi dari gerakan aliran air permukaan ketika hujan turun, berkat ubi jalar dan kestela berdaun lebar yang berfungsi sebagai tanaman penutup (cover crop).
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel