Ruteng, infopertama.com – Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong menyelenggarakan Kursus Persiapan Perkawinan Katolik (KPPK) selama 2 hari, dari tanggal 16-17 September 2022, bertempat di Aula Paroki.
Peserta kursus berumlah 67 pasangan calon suami isteri yang datang dari beberapa paroki di Keuskupan Ruteng. Bahkan ada juga yang berasal dari paroki di luar Keuskupan Ruteng.
Pada acara pembukaan kursus, Pater Kristianus Sambu, SVD, Pastor Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong dalam kata sambutannya mengatakan bahwa kegiatan kursus persiapan perkawinan katolik merupakan salah satu program tahunan paroki dari seksi keluarga.
Tujuan KPPK tahun ini, kata pater Kris, bukan hanya sekedar mendapat sertifikat. Tetapi para peserta lebih mendalam pemahaman mereka tentang hidup keluarga kristiani yang baik.
“Memahami makna dan tujuan perkawinan katolik, pengelolaan ekonomi rumah tangga (melek keuangan) dan kebijakan dalam pengurusan dokumen catatan sipil.” Tutur Pater Kris, Jumat, (16/09).
Pater Kris lebih lanjut mengatakan bahwa keluarga ibarat sebuah bangunan yang harus bangun di atas dasar batu, bukan pasir. Agar ketika badai zaman menerpa, bangunan keluarga tetap berdiri kokoh maka Materi kursus yang diberikan kepada peserta kursus berdasarkan kesepakatan panitia KPPK Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong.
Adapun materi itu antara lain, hukum-hukum yuridis perkawinan, doa dan Kitab Suci, spiritualitas keluarga. Juga, tentang kesehatan keluarga (stunting), managemen ekonomi keluarga, dan Kebijakan dokumen Catatan Sipil.
Maria Yasinta Aso, salah satu pemateri pada kursus KPPK tersebut menyampaikan bahwa pada kursus kali ini Panitia mengangkat topik yang penting, yaitu stunting. Hal ini bertujuan untuk mendorong pasangan calon isteri mengambil bagian dalam upaya pemerintah mengurangi angka prevalensi stunting di Kabupaten Manggarai.
“Stunting merupakan masalah serius dan penanganannya menjadi prioritas pemerintah. Mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat desa dengan melibatkan semua sektor atau pemangku kepentingan. Peran gereja sangat strategis dan diharapkan dalam konvergensi penanganannya. Salah satu cara yang baik adalah mempersiapkan keluarga baru dengan pengetahuan mendalam tentang stunting,“ ungkap Maria.
Calon ibu dan calon ayah, lanjut Maria, perlu bekali dengan informasi terkait apa itu stunting, penyebab dan dampaknya. Serta, bagaimana pencegahan dan penanganannya. Sehingga ke depan dalam kegiatan pembinaan permandian dan sambut barupun di paroki-paroki, topik ini harus tetap berikan sebagai materi pembinaan.
Dengan demikian, kata Maria, Gereja juga ikut bertanggung jawab untuk menyiapkan sumber daya manusia/ umat Allah yang berkualitas ke depannya.
Libatkan Tenaga Medis
Dia juga menambahkan Panitia KPPK Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong tahun ini membuat terobosan baru. Yakni Panitia KPPK mengikutsertakan UPTD Puskesmas Lao untuk melakukan Pemeriksaan kesehatan dalam bentuk pengukuran lingkar lengan atas bagi calon pengantin perempuan. Bila kurang dari 23,5 cm, maka akan rujuk ke puskesmas untuk pendampingan/ konseling gizi.
Pemeriksaan kesehatan yang lain sebagai satu cara untuk mencegah Stunting adalah pemeriksaan haemoglobin, pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan, Tensi, Nadi, Suhu dan wawancara terkait kesehatan.
Sementara itu, salah satu peserta, Siprianus Pangkur (Rian) ketika diminta pendapat tentang alasannya mengikuti KPPK mengungkapkan, pertama, saya dan pasangan saya ikut kursus memang didorong oleh kesadaran untuk belajar tentang apa itu kehidupan rumah tangga. Hal ini penting untuk menjadi bekal dalam membangun rumah tangga nanti.
“Kedua, karena alasan administratif bahwa salah satu syarat penting dalam kebijakan paroki bagi pasangan yang akan menerima sakramen pernikahan harus ada sertifikat kursus.” Kata Rian.
Tentang Materi kursus selama dua hari ini, kata Rian yang saat dimintai komentar didampingi pasangannya, Makriana Daiman mengaku cukup menarik.
“Cukup menarik, materi-materinya saling berkaitan dan sangat kami butuhkan. Khususnya materi tentang komunikasi dan ekonomi rumah tangga.”
Dua materi ini cukup menarik buat kami berdua yang sebentar lagi akan membangun kehidupan rumah tangga. Pasangan ini ternyata mulai membangun relasi ketika masih aktif di organisasi orang muda katolik (OMK) di Paroki Fransiskus Kuta Bali.
Remigius Harum, panitia KPPK Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong tahun 2022 menuturkan bahwa pelaksanaan kursus berjalan dengan lancar. Para peserta aktif dan disiplin serta mereka umumnya antusias mengikuti setiap sesi kursus. Hal ini memang merupakan buah dari pengaturan kegiatan oleh panitia yang dipersiapkan secara baik.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel