Kedelapan, Karena sudah larut malam, sekitar pukul 01.00 WITA (dini hari), saya meminta anggota pastoran (Enu Melin, Safe) yang sementara tidur untuk dibangunkan dan siap-siap kembali ke Pastoran. Sedangkan Enu Itin bertahan di rumah.
Kesembilan, Akan tetapi Mama Sindi mengatakan bahwa mereka sudah tidur lelap. Lalu saya sendiri mengatakan, “biar saya dan adik Kristo pulang duluan”, tetapi Bapak Sindi dan Mama Sindi menahan kami semua untuk nginap karena sudah larut malam. Kami pun mengiyakan ajakan mereka.
Kesepuluh, Bapak Sindi menuntun saya ke kamar tidur yang ternyata sudah mereka siapkan. Sedangkan adik Kristo dan Bapak Sindi berbaring/tidur di tempat tidur yang letaknya di depan kamar tidur untuk saya. Mama Sindi tidur bersama anak-anak perempunnya dan Enu Melin.
Kesebelas, Karena kelelahan (karena aktivitas sepanjang hari di pastoran), saya langsung tertidur lelap dalam kamar dengan kondisi pintu terbuka hanya ditutupi kain tirai.
Keduabelas, Kurang lebih pukul 02.00 WITA, saya terbangun karena dikagetkan dengan teriakan makian dari Bapak Sindi. Sambil, ia mengancam mengambil parang.
Saya sangat Syok dan bingung dengan keadaan sekejap itu. Dan saat itu saya melihat Mama Sindi juga ada di dalam kamar dengan kondisi berbusana lengkap, dan tiba tiba dia lari ke luar. Dan masih dalam keadaan syok, saya berusaha menenangkan Bapak Sindi.
Saat itu saya masih dalam keadaan berpakaian lengkap, ditambah kain selimut dan bangun mendekati Bapak Sindi.
Ketigabelas, Karena teriakan keras Bapak Sindi berupa makian-makian dan ancaman untuk membunuh, sehingga mengakibatkan semua orang dalam rumah ikut bangun dan ikut panik. Supaya tidak terjadi keributan besar, saya dan semua anggota pastoran segera meninggalkan rumah itu dan balik ke pastoran.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â