Ruteng, infopertama.com – Rendahnya realisasi PBB wilayah perkotaan di Manggarai memaksa semua stake holder berlomba-lomba memikirkan strategi jitu untuk meningkatkan kesadaran para wajib pajak membayar pajak.
Peningkatan realisasi PAD sektor PBB dinilai sangat urgen di tengah meningkatnya tuntutan akan terpenuhinya kebutuhan Masyarakat perkotaan. Juga, agar antara hak dan kewajiban memiliki kedudukan yang setara, seimbang. Tidak berat sebelah!
Untuk mewujudkan ini, Badan Pendapatan Daerah Kab. Manggarai per Rabu, 2 Juli 2025 bersama Camat Langke Rembong dan Para Lurah Se-kecamatan dikumpulkan di ruang kerja Kepala Badan Pendapatan, Kanis Nasak.
Mereka menggelar rapat koordinasi, menyamakan persepsi agar masyarakat perkotaan jadi melek pajak. Sehingga, tagline Tuntaskan, Manggarai Maju Lebih Cepat benar-benar terwujud.
Rapat koordinasi menelurkan sejumlah kesepakatan yang harus segera dilakukan oleh para lurah di kelurahannya masing-masing.
Rumah Gendang jadi Pusat Pembayaran PBB
Tindak lanjut rapat koordinasi di atas, Lurah Kelurahan Wali, Ignasius Yusuf memanfaatkan rumah Gendang sebagai tempat pembayaran PBB. Pemilihan Rumah Gendang sangat beralasan dalam Budaya Manggarai yang tidak hanya sebagai rumah tinggal juga sebagai tempat menyelesaikan banyak hal, banyak soal.
Rumah Gendang juga dinilai sebagai dasar yang memiliki korelasi langsung akan adanya lahan atau tanah sebagai objek pajak. Hal itu sebagaimana diketahui dalam falsafah Gendang One Lingko Peang.
Ignasius Yusuf, kepada infopertama.com via gawainya menjelaskan sebagai Lurah memberi apresiasi atas terobosan yang dilakukan oleh Bapenda kabupaten Manggarai.
Ia mengatakan, dirinya bersama rekan-rekan di kelurahan Wali dan juga para RT membuat suatu strategi baru yaitu Jemput Bola Pembayaran PBB 2025 yang dilakukan di setiap RW.
Menurutnya, Jemput Bola pembayaran PBB sudah dua hari dilakukan di Lao dan Lao Lanar dan Lokasi yang ditentukan adalah Rumah Gendang sebagi tempat Pembayaran PBB.
Hasil dari terobosan Lurah Ignasius Yusuf, “Jemput Bola Pembayaran PBB” selama 2 hari sukses mengumpulkan Rp6.205.303,00- pada sebanyak 191 Objek Pajak. Dari jumlah tersebut, tagihan paling besar untuk dua hari ini Rp131.200 dan terendah Rp15.000.
Ia menilai, terobosan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Sehingga, mereka (Wajib Pajak) tidak perlu ke kantor Lurah atau ke Bank NTT untuk membayar Pajak tetapi kami mendatangi langsung wajib pajak.” Ujar Ignasius, Kamis.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel