PEKAN BIASA XIV, Jumat, 8 Juli 2022
Bacaan: Hosea 14: 2-20; Matius 10: 16-23
Manusia adalah makhluk yang rapuh dan lemah. Ia sering jatuh dalam dosa dan kesalahan. Meskipun ia sudah membangun niat yang baik dan tekad yang sungguh, pasti dia tetap saja jatuh dalam dosa dan kesalahan.
Karena itu nabi Hosea sebagai Jurubicara Tuhan berkata: “Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.. Datanglah membawa kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan. Berserulah kepada-Nya: Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat apa yang baik. Maka kami akan mempersembahkan pengakuan” (Hos 14: 2-3).
Maka Tuhan pun menjawab: “Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan. Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka … Mereka akan kembali dan berada dalam naungan-Ku; mereka akan tumbuh seperti gamdum” (Hos 14: 5.8).
Berdasarkan sabda Tuhan ini, dosa dan kejahatan pasti bertentangan dengan kehendak dan perintah Tuhan. Namun demikian dosa dan kejahatan tetap saja terjadi dan dilakukan oleh manusia.
Maka bila kita jatuh dalam dosa dan kejahatan, kita harus menyesal dan bertobat. Kita menyesal karena dosa dan kejahatan itu amat merusak dan menghancurkan jiwa dan raga kita. Tidak ada dosa dan kejahatan yang membawa kegembiraan dan sukacita bagi hidup kita.
Karena itu kita mesti menyesali dosa dan kejahatan kita. Akan tetapi tidak cukup kita hanya menyesal. Sesudah menyesal, kita mesti datang kepada Tuhan dan meminta pengampunan pada-Nya. Pengampunan membawa kelegaaan kepada kita.
Namun pengampunan dari Tuhan mesti dilengkapi dengan pertobatan dari kita. Bertobat berarti kita membangun tekad dan komitmen untuk berhenti dari dosa dan kejahatan. Bertobat meminta kita untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel