opini  

Memiliki dan Menjadi

Memiliki dan Menjadi
Sobe Milikior (Foto: Dokumen Pribadi)

Filosofis kata Memiliki dan Menjadi

Lantunan kata memiliki dan menjadi (To Have and To Be) diprakarsai oleh Erich Pinchas Fromm (1900-1980), seorang Amerika kelahiran Jerman dan yang pertama kali mengemukakan secara distingtif dua kata sederhana, memiliki (To Have) dan menjadi (To Be). Dalam kaca mata sang pemikir yang adalah psikoanalis kondang, kata memiliki dan menjadi mengandung makna yang berbeda.

Keberlainan makna tidak saja merupakan realitas terminologis, kata memiliki dan menjadi tidak berpautan arti. Tetapi dari dua kata yang berbeda itu terjalin sebuah korelasi. Pertautan kedunya lebih merupakan kontras satu terhadap yang lain. Antara memiliki dan menjadi terhubung relasi pertentangan yang eksistensial. Memiliki dan menjadi saling berseberangan tetapi tidak akan pernah hilang dari eksistensi kehidupan. Keduanya selalu ada meski tidak pernah akur.

Ketika kita berbicara tentang memiliki sesuatu itu berarti sesuatu itu kita jadikan sebagai milik kita. Sebuah barang yang menarik akan mengundang hasrat kita untuk memilikinya. Manakala kita memiliki barang itu serentak unsur identitas adanya berpindah menjadi milik kita. Barang itu tidak lagi menjadi barang itu sendiri sebagaimana adanya melainkan telah beralih menjadi milik kita.

Pada titik ini muncul persoalan, apakah dengan memiliki sesuatu kita menjadi semakin ”kaya” dan identitas sesuatu yang kita miliki tetap terpelihara? Dalam banyak hal dengan memiliki sesuatu pundi-pundi milik kita bertambah dan sesuatu itu kehilangan jati diri berikut identitasnya. Tak jarang, kita menjadi semakin tamak, memiliki sebanyak-banyaknya dan serentak meninggalkan noda kehilangan pada sesuatu yang telah kita renggut keberadaannya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel