Cepat, Lugas dan Berimbang

Cerita dari Pondok Mori Mali

Pondok itu dibuat dengan sangat baik dan hampir tidak ada ruang untuk binatang seukuran burung pipit untuk bisa masuk. Kecuali, kalau mereka melalui jendela atau pintu. Tetapi malam itu, satu-satunya ruang yang terbuka hanyalah pintu depan, di mana ada kami yang sedang duduk berbagi cerita. Mori mali, dengan cermat mulai mengamati perlahan untuk melihat, kira-kira ada jejak apa yang ditinggalkan gagak itu.

Ketika memeriksa cukup lama, si mori mali keluar dengan menggenggam sesuatu di tangan. Itu membuat kami penasaran.

Ada dua persoalan yang dihadapi keluarga kami, sebagaimana disebutkan oleh mori mali.

“Ana ebu miu di, bodha gati eke ngaza ngata. Ngaza di ngata ta bau. Ebu kazo ogo pio.” Sebuah permintaan untuk mengganti nama fam sepupuku, karena dianggap nama pemberian itu tidak disetujui oleh leluhur. [Cucu kamu ini, harus diganti namanya. Nama yang ini … dia tidak mau. Ini tidak dikehendaki nenek moyang].

Persoalan pertama adalah masalah pemberian nama. Dan itu dilakukan ritus untuk mengganti nama, yang kemudian digunakan nama lain yang sampai sekarang digunakan oleh sepupuku.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel