Ruteng, infopertama.com – Pasangan Calon Bupati dan wakil Bupati Manggarai Hery Nabit dan Fabi Abu, atau Hery Fabi terus mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan.
Paket nomor dua dengan tagline “TUNTASKAN, Maju Lebih Cepat” itu kembali mendapatkan dukungan dari mantan Ketua Ikatan Keluarga Manggarai (Raya) – Yogyakarta (IKAMAYA), Gonsaldus Jusin.
Menurut Gonsaldus Jusin, sosok Hery Nabit merupakan sosok pemimpin yang mampu berpikir universal, artinya dalam memutuskan sesuatu sebagai seorang bupati betul-betul hanya untuk kepentingan umum, kepentingan Manggarai.
Bahkan, menurut Gonsa, Hery Nabit rela pertaruhkan diri demi masyarakatnya. Ia lantas mencontohkan soal keberadaan THL yang oleh pusat diminta segera tuk diberhentikan. Tetapi, kala itu, masa awal kepemimpinannya, Hery Nabit memilih tuk tetap mempekerjakan mereka, sebab, di belakang 1 orang THL ada 4 atau lebih kepala yang hidupnya juga berharap pada THL tersebut. Bisa suaminya, istrinya juga anak-anaknya.
Demikian, Gonsaldus di hadapan Hery Nabit dalam kampanye paket Hery – Fabi di Anam, kecamatan Ruteng, Senin, (20/10) mengisahkan tidak banyak orang memahami keadilan pembangunan, masih banyak yang terjebak dalam logika pembangunan berdasarkan ego wilayah.
Karena itu, mereka memutuskan memilih pemimpin berdasarkan kriteria apa yang pemimpin lakukan atau berikan untuk saya dan wilayah saya. Padahal, kata Gonsaldus, masyarakat memilih pemimpin harus dengan standar yang lebih elegan, lebih luas cakupannya yakni apa yang sudah, sedang dan akan pemimpin lakukan untuk Manggarai?
Bagi Gonsaldus, tidak etis jika di Anam menuntut pembangunan jalan Hotmix, sementara di Satar Mese Raya, di Reok dan Reok Barat belum menikmatinya.
Demikian Gonsaldus, jika dulu Satar Mese Raya sebagai lumbung pangan Manggarai tak banyak disentuh pembangunan, dan sekarang mendapat perhatian lebih itulah keadilan pembangunan. “Jika dulu kamu dapat banyak, sekarang mestinya yang banyak itu buat tempat lain yang dapatnya sedikit agar semuanya merata meski sedikit demi sedikit.” Tutur Gonsaldus.
Lebih jauh, Gonsaldus berharap pada panggung-panggung demokrasi selama masa kampanye agar benar-benar menyajikan ide, gagasan terkait rumah besar Manggarai yang baik buat generasi yang akan datang. Tidak dengan caci maki, black compaign, fitnah dan dusta.
“Biaya Pikada yang mahal sangat disayangkan jika hanya menyajikan caci maki, fitnah dan kampanye hitam dengan menjelek-jelekan pihak lain. Konten-konten caci maki tidak memiliki tempat di Manggarai, dalam panggung Politik yang sangat mahal, apalagi jika disajikan oleh calon-calon pemimpin.”
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â