Cepat, Lugas dan Berimbang

Tentang Alamat dan Tempat Tinggal (pulang kepada alamat hidup seharusnya)

Di zaman yang makin sumpek dengan segala asyik dan sibuknya ini kiranya ‘perjalanan pulang ke alamat yang seharusnya’ jadi pertarungan yang menantang. Apa yang dicari dan diraih, misalnya, dalam jenjang akademik, karier, jabatan, kedudukan, profesi dan serba capaian terasa memang ‘bukanlah jadi alamat tempat seharusnya kita berada.’

Menanjak dalam karier, jabatan dan posisi bisa menjadi tanda keberhasilan, tetapi bukan kah semisal ‘panggilan menjadi orangtua bagi keluarga, bagi anak-anak’ sering alami kesulitan tersendiri? Demikian pun seorang hamba Tuhan, pun bisa menanjak dalam karier, keahlian, pun dalam berbagai ketenaran (popularitas). Namun ia bisa kehilangan ‘alamat’ untuk setia berelasi dengan Tuhan yang memanggil dan bersua penuh kasih dengan umat Allah dalam pelayanan penuh bakti.

Pikiran Nouwen sebenarnya tegaskan bahwa kita memang miliki alamat. Idealnya bahwa kita terjumpakan di alamat itu. Dan terlebih bahwa kita sungguh ‘mengalami alamat itu.’ Alamat itu tentu tak sebatas tempat di mana seluruh diri kita berada. “Alamat” itu adalah juga satu suasana dan alam kebersamaan. Dan, “Alamat” itu adalah segala ‘cara berada yang mesti dinyatakan.’

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel