Wiwin Dwi Jayanti menjadi juara pertama kejuaraan sains antar guru se-Indonesia dalam kompetisi yang digelar oleh National Science and Social Competition (NSSC) Divua Cahaya Prestasi.
Setelah raihan prestasi dalam pendidikan dan karier yang menjanjikan di depannya, Wiwin tetap memilih jadi guru di sekolah yang menaunginya sejak kecil, yaitu SMA Kristen Bhaitani.
Mengutip Surya.co.id, Wiwin mengaku merasa bangga bisa menorehkan prestasi yang luar biasa.
Menurutnya, penghargaan di Sains Merdeka dipersembahkan untuk sekolah yang telah memberinya kesempatan untuk mengajar sampai saat ini.
“Saya tidak menyangka menjadi juara. Ini pertama kalinya ikut olimpiade antar guru se-Indonesia. Alhamdulillah bisa juara pertama, meski persiapannya terbatas,” ungkap Wiwin, Senin (11/12/2023).
Yang menarik, perempuan berjilbab ini adalah lulusan SMP dan SMA Kristen Bhaitani, tempat ia sekarang mengajar.
Ini adalah lembaga pendidikan yang bernaung dalam yayasan Kristen. Namun, ia tetap percaya diri sebagai seorang Muslim.
Hingga akhirnya, Wiwin berhasil melanjutkan sekolah jenjang sarjana di UM (Universitas Muhammadiyah) jurusan Kimia murni. Bahkan, ia juga berhasil menyelesaikan S2.
Setelah lulus kuliah, ia sempat bekerja di beberapa industri termasuk di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Gaji besar yang ditawarkan malah tidak membuatnya betah bekerja di sana.
Dan keputusan berani diambil Wiwin, ia memilih kembali ke sekolah tempat ia menimba ilmu sejak duduk di bangku SMP.
Bahkan ia mengenang bagaimana nyaris tidak bisa melanjutkan sekolah. “Setelah lulus SD orang tua sudah tidak sanggup membiayai SMP. Setelah itu, saya dikasih kesempatan untuk sekolah di sini. Alhamdulillah, saya bisa sampai SMA bahkan sampai sekarang hampir menyelesaikan S3,” tutur Wiwin.
Wiwin mengakui ada kepuasan batin saat memberikan dan berbagi ilmu untuk anak-anak di sekolah. Ia merasa bisa memberikan manfaat untuk anak-anak.
“Kalau mengajar itu bisa dikenal banyak orang,” kelakarnya.
Padahal perbandingan remunerasi yang didapatkannya dari tempat bekerja pertama dengan tempat mengajar sekarang, bak langit dengan bumi. Di tempat bekerja sebelumnya yang memang mentereng, Wiwin bisa mendapat gaji antara Rp4 juta sampai Rp8 juta per bulan.
Di SMA Kristen Bhatani ini, Wiwin hanya mendapatkan tidak lebih dari Rp300.000, namun ia lebih memilih mengabdi sebagai pendidik.
“Saya ingin berbakti dan berdedikasi untuk sekolah ini. Makanya, penghargaan ini untuk sekolah ini. Saya bangga bisa ikut memberikan akses pendidikan tanpa membedakan latar belakang mereka,” ungkapnya.
Sementara Kepala Sekolah SMA Kristen Bhatani, Dedi Hariyati menyampaikan terima kasih atas kontribusi yang diberikan oleh mantan muridnya yang disebutnya sangat luar biasa ini.
Pihaknya mengaku bangga atas prestasi mantan murid yang saat ini juga guru di SMA Kristen Bhatani.
“Di sekolah ini kami memang menampung bukan hanya siswa Kristen saja, ada Muslim, dan juga Hindu. Mereka kami beri kesempatan melanjutkan sekolah, kami berikan akses pendidikan yang sama, tidak dibedakan,” urainya.
Menurut Wiwin, penghargaan di Sains Merdeka dipersembahkan untuk sekolah yang telah memberinya kesempatan untuk mengajar sampai saat ini.
“Saya tidak menyangka menjadi juara. Ini pertama kalinya ikut olimpiade antar guru se-Indonesia. Alhamdulillah bisa juara pertama, meski persiapannya terbatas,” ungkap Wiwin, Senin (11/12/2023).
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel