Cepat, Lugas dan Berimbang

Penganiayaan: Sebuah ‘Felix Culpa’(?)

Penganiayaan
Ilustrasi Kehancuran (Venus de milo/pixabay)

Buah Dari Penganiyaan

Penganiayaan hebat terhadap jemaaat di Yerusalem membuat banyak orang ‘tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria’. Melalui orang-orang yang menyebar atau tersebar itu, pemberitaan Injil ikut menyebar atau tersebar di pelbagai tempat ke mana saja mereka lari dan di mana saja mereka tinggal untuk menyelamatkan diri. Dalam hal inilah, penderitaan dan penganiayaan di Yerusalem bukan hanya menjadi sebuah bencana kemanusiaan semata-mata, tetapi justru menjadi sebuah _‘felix culpa’’ atau dosa yang membahagiakan atau menguntungkan bagi daerah atau tempat lain, yaitu Yudea dan Samaria.

Nyanyian Raja Daud dalam hal ini sungguh indah dan mengandung arti khusus: “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagilah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan” (Mzm 32: 1-2). Dalam arti ini, penganiayaan dan kekerasan dalam bentuk apa saja tetap merupakan dosa dan kejahatan, pelanggaran dan kesalahan. Namun dosa dan kejahatan, pelanggaran dan kesalahan tetap diampuni dan ditutup oleh Tuhan dan tidak diingat dan diperhitungkan oleh Dia.

Pada tingkat manusia, tentu dosa dan kejahatan, pelanggaran dan kesalahan seperti penganiayaan dan berbagai bentuk kekerasan tidak dapat begitu saja diampuni, ditutup atau dilupakan. Para pelaku kekerasan tetap perlu mendapat ganjaran, pengadilan atau hukuman agar mereka bisa bertobat dan memperbaiki diri. Namun ruang kebahagiaan dan sukacita tetap mesti terbuka dan tersedia bagi setiap pendosa, penjahat dan pelaku kekerasan. Dengan demikian terjadi suatu perubahan dan perbaikan hidup dalam diri setiap pendosa atau penjahat.

                    

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel