Cepat, Lugas dan Berimbang

Parah, Pembangunan Drainase PT. Flores Konstruksindo Diduga Gunakan Pasir Tanah

Labuan Bajo, infopertama.comPembangunan drainase pada Ruas Jalan Dangkat Pat – Wae Masa – Sp. Ndole – Mejer – Noa yang dikerjakan PT. Flores Konstruksindo Utama dengan sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2013 diduga asal jadi dan menghamburkan uang negara.

Pantauan awak media ini di lokasi, Kamis (8/6/2023) terlihat di beberapa titik pengerjaan menggunakan pasir tanah dan pasir laut. Selain itu, batu yang mereka gunakan juga besar tanpa dipecah.

Salah satu pekerja yang tak mau mediakan namanya saat ditanya awak media ini menjelaskan mereka tidak mengetahui seperti apa teknis pekerjaan dan material yang layak digunakan.

“Mohon maaf Pak, kami hanya pekerja di sini. Kami tidak tau sama sekali seperti apa aturannya dan material yang layak digunakan itu kami sama sekali tidak tau. Kami hanya pekerja di sini,” tuturnya, Kamis (8/6/2023).

Pasir Tanah

Mirisnya, material pasir tanah yang mereka gunakan bersumber dari kuali yang tak berizin. Tak hanya itu, ukuran dan bentuk batu yang sebenarnya batu pecah dan berbentuk persegi justru yang digunakan di lokasi batu bulat besar.

Sementara Subkon Siprianus Agung saat ditanya awak media ini membantah bahwa sumber material batu dan pasir yang mereka gunakan itu diambil dari Wae Longge.

“Material pasir dan batu dari Wae Longge, pak. Di Wae Longge memang ada pasir sedot dan pasir saring dan itu yang kami pake sekarang. Untuk pasir tanah atau pasir halus itu pasir sedot,” ungkap Sipri.

Sementara salah satu sopir yang enggan disebutkan namanya saat ditanya sumber pasir yang mereka gunakan berasal dari mana, sopir tersebut mengaku kalau sumbernya dari Wae Ara. Seperti kita ketahui bahwa Wae Ara adalah kuari yang tak berizin.

Subkon Siprianus mengaku ihwal penggunaaan batu bulat besar itu supaya tidak rugi. Untuk ukuran batu, kata Siprianus tidak menjadi masalah soal ukurannya asalkan batu kali.

“Saya tidak tau soal ukurannya pak, yang penting saja batu kali. Selagi ada kita pake supaya kita tidak rugi,” ungkap Siprianus.

Sementara salah satu Staf Pelaksana proyek dari PT. Flores Konstruksindo Utama, Avensius Dagung menjelaskan bahwa dari awal saya sudah tekankan ke semua kita punya subkon untuk material pasir harus ambil dari Wae Longge.

“Ada beberapa ret pasir yang sudah mereka gunakan itu tidak layak untuk dipake. Sebentar saya pisahkan beberapa pasir yang tidak layak tersebut supaya dibuang sebentar. Untuk yang sudah terlanjur mereka pake pasir tanah dan halus itu nanti saya kasih tanda saja,” jelas Aven.

Terpisah, inspektor konsultan pengawas dari CV. Sumba Grup, Febrianto Adil menjelaskan bahwa untuk yang sudah terpasang itu walaupun ambil material dari kuari yang tak berizin kita bisa bongkar karena masih dalam proses pengerjaan. Kemudian, yang menggunakan batu bulat besar kita akan bongkar lagi. Dan, untuk pasir tanah dan pasir halus yang tidak sesuai spek, kami sarankan untuk tidak dipake.

“Kami dari pihak konsultan sudah berulang-ulang kita beritahu kepada semua subkon agar ikuti instrumen RAB dan sudah ditulis di buku direksi. Memang ada beberapa material yang sudah terpasang, kita akan bongkar lagi nanti,” tutupnya.

Pembangunan drainase yang dikerjakan oleh PT. Flores Konstruksindo Utama ini ternyata dikerjakan oleh delapan sub kontraktor.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak-pihak terkait masih berupaya untuk konfirmasi namun belum berhasil.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

Â