(sekadar satu perenungan)
“Bila kegagalan itu bagai hujan dan keberhasilan bagai matahari, maka butuh keduanya untuk mengalami indahnya pelangi kehidupan”
(Sang Bijak)
Kons Beo, SVD
Perhatian, Perhatian!
Bayangkan! Anak tak diisinkan ‘bermain di rumah itu atau pun di tempat sana.’ Alasannya sederhana saja. Namun kedengarannya menakutkan. Ada aura setan di sana. Karenanya, tempat-tempat itu selalu mencemaskan, seram dan bikin hati tak tenang.
Dunia, tepatnya hati kita ini, saban hari ditarik pada kata dan suara ‘perhatian, perhatian.’ Sebuah ‘attention please’ yang berdampak pada ‘mesti fokus.’ Tak boleh lengah. Manusia dipaksa ‘berjaga dan bermawas diri.’ Di situ, disiplin diri jadi keharusan. Dan, diri yang ditempatkan dalam waktu, tempat, aksi atau tindakan semuanya mesti ‘ditertibkan’ demi apa yang menarik perhatian itu. Ini semua demi kenyamanan diri sendiri.
Terkadang, ‘perhatian-perhatian’ itu memang kuraskan energi demi fokus ini dan itu. Ini belum terhitung lagi dengan sejumlah syarat mutlak yang mesti dilengkapi! Di terminal keberangkatan, misalnya, para penumpang pasti ditarik pada ‘attention please’ pada nomor penerbangan, tujuan, jam boarding, nomor pintu (gate), dan tentu boarding pass-nya. Ini semua demi kenyamanan diri sendiri.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel