Kuwait juga bernasib sama. Sebelum “deregulasi”, tarif listrik adalah USD ½ sen per kWH. Setelah Enron masuk, tarifnya naik menjadi USD 11 sen per kWH.
Enron memiliki operasi di lebih dari 40 negara di dunia, kebanyakan peroleh dari hasil lobi Bush Jr. baik sebelum maupun sesudah ia menjadi presiden.
Fakta ini, yang menggambarkan keterkaitan yang amat erat antara ciri terdahulu dengan ciri yang kini, sangatlah penting untuk dapat menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai politik imperialis. Kita akan kembali pada tema ini nanti.
Namun, yang sekarang penting kita bahas adalah kenyataan bahwa Enron masuk setelah seluruh infrastrukturnya tersedia. Dengan kata lain, ia tidak membangun industri. Ia merampok bangunan industri yang telah tersedia oleh pemerintah nasional demi meraup keuntungan untuk dirinya sendiri. Ia menggunakan uangnya untuk “membeli” infrastaruktur milik publik itu kemudian mengangkanginya. Tentu saja ada sesuatu yang dibangunnya, yakni sebuah pembangkit tenaga listrik, tapi ia tidak mau membangun di daerah yang sama sekali tidak punya infrastruktur melainkan di tempat yang telah ada lengkap infrastrukturnya. Ada kemajuan yang dibawa oleh modus operandi ini, tapi tidak signifikan dibandingkan dengan kemajuan yang dihasilkan oleh kapitalisme ketika masa mudanya yang dengan penuh gairah merambah daerah-daerah baru dan berjuang dari nol mengumpulkan sen demi sen untuk maju.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel