Pekan Biasa II
Rabu, 19 Januari 2022
1Samuel 17: 32-33.37.40-51; Markus 3: 1-6
Saul amat ragu atas Daud yang berperang melawan Goliat, karena Daud masih amat muda. Namun Daud sangat percaya diri karena ia percaya pada Tuhan. “Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa dan dari cakar beruang. Dia pun akan melepaskan aku tangan orang Filistin itu” (1Sam 17: 37).
Dalam perang antara keduanya itu, Daud menang telak karena ia mengandalkan Tuhan. Sementara Goliat kalah telak karena ia amat sombong dan mengandalkan dirinya sendiri dengan bantuan para dewa.
Dari kisah perang antara Daud dan Goliat ini, kita memang tidak memiliki ‘musuh manusia’ yang mesti diperangi atau dilawan. Tetapi ‘musuh kesombongan’ dan ‘musuh kepercayaan sia-sia’ kepada para dewa seperti yang dilakukan oleh Goliat, pasti terjadi dalam hidup kita dan bekerja dalam diri kita. Kesombongan dan kepercayaan sia-sia tidak memiliki ‘musuh’ di luar diri kita. Akan tetapi kesombongan diri dan kepercayaan sia-sia memiliki ‘musuh’ di dalam diri kita sendiri.
Sebab itu marilah kita berperang melawan musuh kesombongan dan keangkuhan yang ada dalam diri setiap kita. Tetapi marilah kita berdamai dengan musuh manusia di luar diri kita.
‘Musuh kesombongan dan kepercayaan sia-sia’ lebih kuat daripada ‘musuh manusia’ di luar diri kita. Mengapa? Alasannya tidak lain karena kesombongan dan kepercayaan sia-sia melahirkan permusuhan dengan orang lain, tetapi musuh manusia di luar diri kita tidak melahirkan kesombongan dan kepercayaan sia-sia di dalam diri kita.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel