Borong, infopertama.com – Data terbaru warga kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur, NTT yang menjadi korban keracunan usai mengonsumsi makanan dalam pesta pernikahan hingga sebabkan seorang warga meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur Surip Tintin via gawainya, Selasa (01/11) sore membenarkan ikwal puluhan warga keracunan tersebut.
“Benar, ada kasus warga di Lamba Leda mengalami keracunan makanan, dan menyebabkan puluhan orang rawat inap. Dan, puluhan melakukan rawat jalan serta satu meninggal dunia,” kata Tintin.
Peristiwa keracunan makanan puluhan warga Lamba Leda itu terjadi setelah mereka mengikuti kegiatan pesta pernikahan di Kampung Deru, Desa Compang Deru, pada Minggu (30/10).
Kata Kadis Tintin, sebagian besar mengalami sakit perut usai menyantap makanan dalam pesta pernikahan tersebut. Sehingga, mereka (korban keracunan) itu harus larikan ke Puskesmas Benteng Jawa dan beberapa Puskesmas terdekat. Seperti di Puskesmas Bea Muring, Puskemas Weleng dan Puskesmas Mano untuk mendapat perawatan medis.
Masih menurut Tintin, data terbaru para pasien korban keracunan yang mendapat perawatan per pukuk 16.00 Wita di Puskesmas Benteng Jawa sebanyak 43 orang pasien Rawat inap. Dari jumlah itu, satu (1) orang pasien meninggal duni dan satu lagi sudah pulang (rawat jalan). Sehingga yang tersisa 41 orang pasien korban keracunan.
Sementara di Puskesmas Weleng terdapat lima orang pasien dan Puskesmas Beamuring tiga orang. Lainnya, di Puskesmas Mano terdapat enam orang pasien.
Surip mengatakan dugaan sementara akibat kontaminasi makanan atau air.
Terkait korban meninggal, kata Tintin karena sudah mengalami dehidrasi buruk. “Yang meninggal itu tadi malam, ke puskesmas sudah kondisi buruk dehidrasi berat, jadi tidak bisa diselamatkan,” tulis Kadis Tintin via gawainya.
Ia mengatakan guna memastikan penyebab dan pencegahan, Dinas Kesehatan kab. Manggarai Timur telah menginstruksikan kepada petugas kesehatan keliling untuk memastikan kualitas sumber air yang digunakan di sekitar lokasi kejadian.
“Apabila ada pencemaran, segera lakukan kaporisasi pada sumber air, sehingga bisa meminimalisasi terjadi kasus serupa bagi masyarakat setempat,” tutur Surip Tintin.
Ia menambahkan, pihaknya akan mengirim sampel besok ke Kupang untuk mengetahui bakteri yang terkandung dalam makanan atau pun minuman (air).
“Tunggu hasil pemeriksaan Labkesda Kupang, besok sample baru diantar ke Kupang.”
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel