Sambo dan Ibu Putri tidaklah sendiri. Tetap ada orang-orang baik hati yang punya niat tulus berdoa. Sekiranya Sambo dan Ibu Putri, serta siapapun masuk dalam skenario suram itu bisa masuk dalam rekonstruksi batin personal. Sungguh menantang apa yang jadi kata hati Komjen Agus Adrianto, Kabareskim Polri, “Yang pasti tahu apa yang terjadi, ya, Allah SWT, Almarhum (Brigadir Josua) dan Bu PC (Putri Candrawati)..”
“Rekonstruksi batin personal” itu enyahkan siapapun dan apapun sebagai sandaran. Itu tak ubah seperti satu dinamika kontemplasi akan diri sendiri. Ia menuntut untuk ‘harus jadi benar-benar telanjang di hadapan Yang Mahakuasa.’ Tak boleh ada (lagi) ‘pakai orang dalam dan orang kuat. Tak boleh andalkan harta kekayaan, pun gemuknya pundi-pundi.’ Untuk mengakali dan memperdayai yang tak kuat iman.
Di sini, kita teringat akan nasihat penuh bijak dari Paulus, orang Tarsus itu. Dialamatkannya pada anak dan teman kesayangannya, si Timotius. Tulisnya, “Radix enim omnium malorum est cupiditas….” Sebab Paulus yakin sungguh “Akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang…” Ya, tebalnya pundi-pundi itu.
Jika Sambo pun Ibu Putri terang benderang dalam kesalahan, maka itulah panggilan nilai untuk semua semua kita, siapapun. Dan di situlah, seperti kata Kahlil Gibran, “….kita semua akan saling menertawakan karena kurangnya keaslian.”
Artinya, terlalu bertumpuklah kepalsuan. Yang dibuat-buat. Tetapi, beruntunglah dan berbahagialah Anda sekalian yang ‘masih tebal dalam keaslian…’
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel