Ironisnya, ini sering terjadi tanpa niat jahat. Hanya karena orang tua ingin berbagi kebahagiaan. Tapi ketika kebahagiaan itu dikonversi jadi adsense, sponsor, atau validasi sosial, garis etis menjadi kabur. Siapa yang sebenarnya diuntungkan? Anak, atau ego dewasa?
Maka, mari kita bertanya dengan jujur:
Apakah anak-anak kita sedang bermain… atau sedang bekerja?
Apakah mereka sedang tumbuh… atau sedang dipamerkan?
Sang Jiwa percaya: anak bukan konten. Anak bukan ikon. Anak bukan mesin cuan. Mereka adalah individu yang sedang bertumbuh, dan yang mereka butuhkan bukan sorot kamera, tapi pelukan hangat, ruang untuk gagal, dan waktu untuk bermain bebas.
Jika ingin menunjukkan cinta, biarkan mereka menjadi anak-anak. Bukan figur publik. Bukan penghibur. Bukan pencetak uang.
Karena tugas kita bukan membuat mereka viral, tapi membuat mereka utuh.
-Jefrinharyantosangjiwa-
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel