Cepat, Lugas dan Berimbang

Anak Bukan ATM Emosi dan Finansial

infopertama.com – Di era digital, anak-anak bukan lagi hanya subjek pendidikan dan kasih sayang. Mereka kini muncul di layar-layar kita setiap hari: di TikTok, YouTube, Instagram. Lucu, menggemaskan, menghibur. Tapi di balik senyum dan lompatan mereka yang viral, ada satu pertanyaan sunyi yang tak banyak diajukan: apakah mereka sedang tumbuh, atau sedang dijual?

Kita menyebutnya memonetisasi anak—sebuah istilah yang terdengar teknis, tapi bermakna dalam dan menusuk. Itu adalah saat ketika konten tentang anak—video bermain, menangis, tertawa, berprestasi, bahkan yang sedang tantrum—diubah menjadi cuan, view, dan popularitas. Kita merayakan angka, tapi kadang melupakan perasaan. Kita menikmati tontonan, tapi lupa bahwa mereka belum bisa memberi izin.

Psikologi anak menekankan bahwa tahun-tahun awal kehidupan adalah masa pembentukan jati diri, rasa aman, dan harga diri. Saat kamera terlalu sering menyorot, kadang anak belajar satu hal yang keliru: bahwa cinta dan penerimaan datang karena mereka lucu, pintar, atau viral—bukan karena mereka apa adanya.

Beberapa anak mungkin tumbuh kuat, punya bakat dan pilihan yang disepakati bersama keluarga. Tapi tak sedikit yang tumbuh dengan luka tak terlihat: tekanan performa, kehilangan privasi, atau menjadi dewasa terlalu dini.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel