Cepat, Lugas dan Berimbang

Anak-Anak Tanpa Ayah

Sebaliknya, ayah adalah supplier maskulinitas bagi anak-anak. Mereka mengambil keputusan dengan logika, kadang cenderung mengabaikan perasaan. Maka dari ayahnya, anak akan belajar bagaimana mempertahankan ego, mempertimbangkan masalah dengan matang, mengambil keputusan dengan logika, serta mengambil resiko dan tanggung jawab.

Tanpa ibu, anak tak berkembang perasaannya, kasar, dan sulit berempati. Tanpa ayah, anak tak terlatih mengembangkan logika dan pengambilan keputusan. Maka tak heran, anak-anak yang besar dengan sedikit sentuhan ayahnya cenderung memiliki kepribadian yang tidak matang, Mereka cenderung kekanak-kanakan atau childish. Mereka juga kesulitan menetapkan identitas seksual, cenderung feminin atau justru mencari kompensasi menjadi hypermasculin. Anak-anak yang sedikit pengaruh ayahnya juga cenderung tidak mandiri, tidak tegas, dan kurang bisa mengambil keputusan. Anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya setelah dewasa kesulitan menentukan pasangan yang tepat untuknya karena tak menemukan sosok laki-laki dewasa yang bertanggung jawab dan melindunginya di rumah.

Dampak-dampak tersebut dapat berkembang menjadi masalah yang lebih besar, seperti kesulitan menetapkan identitas seksual sehingga membuat anak lebih mudah terlibat LGBT.

Ketidakmatangan kepribadian karena kurangnya sentuhan ayah dapat membuat mereka lebih mudah jatuh sebagai pelaku maupun korban KDRT saat berumah tangga. Artinya tugas membersamai dan mendidik anak tak kalah penting dibandingkan bekerja di luar rumah. Jangan biarkan anak-anak kita seperti burung dengan sayap sebelah. Mereka butuh kedua sayapnya untuk bisa terbang dan menaklukkan dunia.

                    

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel