Lembata, infopertama.com – Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bersama Yayasan Payung Perjuangan Humanis (Papha) Kabupaten Lembata berhasil membuka kembali akses air bersih bagi tiga dusun di Desa Nubahaeraka, yaitu Dusun Waiwejak 1, Waiwejak 2, dan Dusun Lewokurang. Ketiga dusun ini berada di sekitar kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Atadei, Kabupaten Lembata, NTT.
Upaya pemulihan akses air dilakukan setelah jaringan pipa mengalami kerusakan berat akibat badai Seroja. PLN UIP Nusra, Yayasan Papha, dan Pemerintah Desa bergotong royong melakukan pembersihan jalur pipa, pengelasan pipa yang patah, memperkuat topang pipa, serta membenahi mesin diesel dan aki pompa air. Hasilnya, pada 16 Agustus 2025, pipa sepanjang 6 kilometer berhasil mengalirkan air bersih menuju Dusun Waiwejak 1 dan Waiwejak 2, menjadi hadiah manis menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
Ketua Yayasan Papha Kabupaten Lembata, Paul Dalo, menyampaikan bahwa keberhasilan tersebut menginspirasi warga Dusun Lewokurang—yang lokasinya lebih jauh dan berada di dataran lebih tinggi dibanding dua dusun lainnya—untuk mengajukan bantuan serupa guna memperoleh akses air bersih yang lebih layak.
Menanggapi hal itu, PLN dan Yayasan Papha membangun sambungan pipa tambahan dan jaringan pipa menanjak dari jalur transmisi utama menuju permukiman warga sepanjang 1 kilometer. Upaya ini akhirnya membuahkan hasil ketika aliran air bersih berhasil menjangkau Dusun Lewokurang pada 22 Oktober 2025, sebagai persembahan PLN menjelang Hari Listrik Nasional.
“Dengan capaian ini, maka tiga dusun di Desa Nubahaeraka atau sebanyak 200 penerima manfaat kini telah menikmati akses air bersih yang stabil,” ujar Paul.
Sejalan dengan itu, program bantuan juga mencakup penyelesaian pembangunan jaringan listrik dan pemasangan trafo untuk menggantikan dua unit mesin diesel lama, guna memastikan suplai listrik yang lebih andal dan efisien dalam mendukung operasional pompa air dan sarana publik lainnya.
Pemerintah Desa Nubahaeraka menyatakan kesiapan warga untuk menanggung biaya layanan listrik, mengingat sebelumnya mereka harus membeli air melalui truk tangki dengan harga yang cukup tinggi, bahkan mencapai puluhan ribu rupiah per tangki. Kehadiran air bersih dan listrik yang stabil kini memberikan penghematan biaya serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sebagai langkah keberlanjutan, PLN bersama Yayasan Papha dan Pemerintah Desa akan menggelar pelatihan pengelolaan air minum desa yang mencakup manajemen keuangan, operasional, serta perawatan jaringan, dengan pendampingan dari PDAM. Program ini diharapkan menjadi pijakan menuju pengelolaan mandiri oleh BUMDes atau Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KP-SPAM).
Paul menambahkan, keberhasilan di Desa Nubahaeraka membuka pintu permintaan serupa dari desa-desa lain di sekitar kawasan PLTP Atadei. Berdasarkan arahan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, perluasan jaringan air bersih direncanakan untuk menjangkau lima desa yang selama ini masih terkendala pasokan air, yaitu Nuba Atalojo, Atakore, Lewogroma, Lerek, dan Lusilame.
Pengembangan ini akan dilakukan secara bertahap melalui sinergi PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat, termasuk penyelesaian pembebasan lahan di titik-titik strategis.
Kepala Desa Nubahaeraka, Vinsensius Nuba Ladjar, menyampaikan apresiasi atas perhatian dan pendampingan yang diberikan kepada masyarakat. “Terima kasih kepada PLN dan Yayasan Papha yang telah memperhatikan kebutuhan masyarakat yang selama ini sangat diharapkan,” ujarnya.
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Rizki Aftarianto, menegaskan bahwa program air bersih di Desa Nubahaeraka membuktikan bahwa kehadiran pembangkit energi bersih dapat berjalan selaras dengan pembangunan sosial masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa keberadaan PLTP Atadei membawa perubahan nyata bagi desa-desa di sekitarnya. Akses air adalah kebutuhan paling mendasar, dan PLN berkomitmen menyelesaikan layanan ini hingga menjangkau desa-desa lain yang masih membutuhkan,” ujar Rizki.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel




