Dian Indahwati menjelaskan bahwa sunat laki-laki, atau yang dikenal sebagai sirkumsisi, merupakan tindakan permanen yang melibatkan pengangkatan seluruh bagian preputium yang menutupi kelenjar penis.

Sunat laki-laki tidak hanya dianjurkan sebagai bagian dari tradisi dan ajaran agama. Tetapi juga memiliki dasar medis yang kuat, dianggap efektif dalam menjaga kebersihan organ genital laki-laki.
Tindakan ini dapat dilakukan sebagai bagian dari tradisi dan ajaran agama, juga untuk alasan medis seperti memperbaiki kondisi kelainan seperti fimosis, di mana preputium tidak dapat ditarik ke belakang.
Dian Indahwati menekankan bahwa sunat laki-laki dapat dilakukan secara elektif dengan tujuan meningkatkan kebersihan, mencegah penyakit menular seksual, termasuk HIV. Pengambilan preputium, dalam konteks ini, dipandang sebagai langkah preventif yang dapat mengurangi risiko tertentu.
Namun, perempuan memiliki anatomi yang berbeda, dan klitoris pada perempuan tidak berfungsi untuk berkemih sehingga tetap terjaga kebersihannya.
Dian Indahwati dengan tegas menyatakan bahwa memotong atau melukai klitoris pada perempuan setara dengan melukai atau memotong penis pada laki-laki. Ini menyoroti pentingnya pemahaman akan sensitivitas organ reproduksi perempuan.
Perlu dicatat bahwa, berbeda dengan sunat laki-laki, sunat pada perempuan tidak dianjurkan oleh pakar kesehatan. Dian Indahwati menyatakan bahwa tindakan ini dapat mengakibatkan masalah pada kesehatan reproduksi perempuan.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel