(sekadar pulang pada KASIH dan SETIA)
P. Kons Beo, SVD
infopertama.com – Mari intip sekali lagi sepotong gema cinta si Kahlil Gibran. Tulisnya, ‘Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya. Cinta adalah ketika dia tidak memedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia. Cinta adalah ketika dia mulai mencintai orang lain, dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata, “aku turut berbahagia untukmu.”
Mungkin nampaknya sederhana untuk diringkas. Dalam gema cinta Kahlil Gibran terekam bunga-bunga kata hati: tetesan air mata, kepedulian, kesetiaan, tetap tersenyum dalam luka dan kepedihan.
Air mata, itulah nyanyian hati paling dalam. Yang lahir, dan mengalir dari kedalaman diri. Untuk membasahi ‘diri sesama dengan segala kisah getir yang dialaminya.’
Sepertinya kita mesti menitikkan tetes-tetes air mata. Agar segeralah semuanya menjadi anak-anak sungai, yang terus mengalir menuju padanya. Dan dirinya bakal sungguh jadi satu kawasan muara pengharapan.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel