PEKAN IV PASKAH
Jumat 13 Mei 2022
Bacaan: Kisah Para Rasul 13: 26-33; Yohanes 14: 1-6
Manusia memiliki sejarah hidup pada tiga kejadian besar, yaitu lahir, hidup dan mati. Kelahiran, kehidupan dan kematian merupakan dinamika hidup manusia di dalam fakta atau peristiwa sejarah. Tidak ada manusia yang bergerak dan berjalan di luar ketiga fakta sejarah ini. Bila ada manusia yang berjalan di luar ketiga fakta sejarah ini, orang itu jelas bukan manusia, tetapi makhluk aneh, entah apa atau siapa namanya, tidak ada yang tahu.
Seperti manusia memiliki sejarah dalam lingkaran fakta lahir, hidup dan mati, Yesus juga mempunyai sejarah hidup yang sama.
Dalam bacaan I hari ini, di dalam rumah ibadat di Antiokhia di Pisidia, Paulus menjelaskan sejarah hidup Yesus secara amat padat dan singkat. Hal yang umum seperti semua manusia alami adalah fakta sejarah bahwa “Yesus dibunuh” (Kis 13: 28). Jelas Dia lahir dan hidup seperti manusia serta mati juga seperti manusia. Dibunuh atau digantung pada salib tetap intinya sama, yaitu mati atau kematian. Orang “menurunkan dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur” (Kis 13: 29). Kubur adalah muara akhir dari sejarah hidup manusia. Yesus juga mengalami kegelapan kubur dan tinggal di dalamnya.
Kelebihan Sejarah Yesus
Meskipun Yesus mati atau ‘dibunuh’ dan dibaringkan di dalam kubur, “tetapi Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati”. Kebangkitan Yesus itu bukan merupakan cerita kosong atau berita bohong hasil rekayasa manusia. Sebaliknya kebangkitan Dia itu merupakan sebuah fakta sejarah yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun. Alasannya amat jelas. Sesudah Ia bangkit atau dibangkitkan, “selama beberapa waktu Ia menampakkan Diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini” (Kis 13: 31-32).
Bila kita membuat komparasi atau perbandingan antara sejarah hidup manusia dengan sejarah hidup Yesus, jelas ada yang sama, tetapi ada juga yang amat berbeda. Sejarah hidup yang sama adalah tiga lingkaran peristiwa, yaitu lahir, hidup dan mati. Manusia masuk ke dunia melalui pintu kelahiran, tinggal di dunia melalui pintu kehidupan serta meninggalkan dunia melalui pintu kematian. Dinamika ini adalah juga bagian integral dari fakta sejarah kehidupan Yesus. Ia lahir dari Bunda Maria. Ia hidup dan berkarya manusia. Serta Ia mati.
Akan tetapi keistimewaan sejarah hidup Yesus adalah kebangkitan-Nya dari kematian. Seperti semua manusia dan makhluk ciptaan lain, Yesus melewati tiga pintu, yaitu kelahiran, kehidupan dan kematian. Akan tetapi kematian bukan merupakan pintu terakhir bagi Dia. Sesudah kematian Dia masih melewati suatu pintu baru, yaitu kebangkitan. Kebangkitan adalah “kunci emas” sejarah hidup Yesus bagi sejarah hidup manusia.
Kebangkitan merupakan sebuah kisah baru dalam sejarah manusia. Secara amat mendasar manusia dan ciptaan lain hanya berujung pada kematian. Boleh-boleh saja manusia lahir, lalu hidup dengan bangga, gembira dan sukacita. Boleh-boleh saja manusia hidup dengan penuh gaya karena segala keberhasilan dan kesuksesan. Akan tetapi kehidupan dengan segala gayanya, segala kesuksesan dan kerbahasilannya, semuanya berakhir pada kesia-siaan, kekosongan dan kehampaan di dalam pintu kematian. Tidak ada manusia dan makhluk ciptaan apa pun yang bangkit dari kematian.
Bersatulah dengan Yesus dalam Iman Bila Manusia Mau Bangkit
Hanya satu Pribadi yang mati tetapi bangkit adalah Yesus. Ia sendiri berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan mati selama-lamanya” (Yoh 11: 25-26). Otoritas sabda Yesus tentang kebangkitan sangat tinggi dan paling valid, karena sabda itu tidak datang dari manusia mana pun, tetapi sabda itu keluar dari mulut-Nya sendiri: ‘Akulah kebangkitan dan hidup.’ Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan kebangkitan. Itu berarti menyebut kebangkitan sama dengan menyebut Yesus. Menyebut Yesus sama dengan menyebut kebangkitan. Manusia apa pun dan siapa pun tidak ada seperti itu.
Sebab itu kalau manusia mau bangkit haruslah ia bersatu dan menyatukan diri dengan Yesus. Tidak ada jalan lain menuju kebangkitan selain melalui persatuan dan persekutuan dengan Yesus. Siapa tidak bersatu dan menyatukan diri dengan Dia akan berhenti total sejarah hidupnya pada kematian. Kematian adalah terminal terakhir dari sejarah hidup orang yang tidak bersatu dan menyatukan diri dengan Yesus. Apakah makna hidup manusia dengan segala pergumulan dan perjuangannya, bila sejarah hidupnya itu berakhir pada pintu kematian?
Pilihlah Jalan Kebangkitan
Tinggal sekarang sebuah pilihan bebas bagi setiap orang: mau mati terus atau mau bangkit lagi? Mau terus menjadi debu tanah atau mau hidup lagi penuh kemuliaan? Pilihan yang ideal tentu saja kebangkitan atau kehidupan. Pilihan itu hanya ditemukan di dalam iman atau kepercayaan akan Yesus. Tanpa iman dan kepercayaan akan Dia, kebangkitan mustahil diperoleh manusia.
Yesus adalah ‘jalan tol tunggal yang bebas hambatan’ menuju kebangkitan. Iman dan kepercayaan akan Dia merupakan ‘pintu emas’ menuju kehidupan abadi. Dengan percaya akan Dia serta bersatu dalam iman yang hidup dengan Dia, manusia ‘akan hidup walaupun ia sudah mati.’ Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya’ kepada-Nya, ‘ia tidak akan mati selama-lamanya.” Kita manusia pasti mati. Tetapi dengan beriman pada Yesus di dalam kehidupan yang nyata sehari-hari, ‘kita tidak mati selama-lamanya.’
Maka siapa pun manusia dan siapa pun kita, *janganlah pernah bimbang dan ragu untuk bersatu dan menyatu dengan Yesus di dalam iman yang hidup di dunia ini. *‘Carpe diem!’* Tangkaplah setiap kesempatan agar kita tidak ketinggalan kereta menuju kebangkitan dan kehidupan abadi bersama Bapa dan Semua Orang Kudus di surga! Kita meminta doa dan perantaraan Bunda Maria supaya kita selalu on time untuk naik “kereta kebangkitan” menuju surga abadi, tanah air kita yang sebenarnya.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel