Ruteng, infopertama.com – Bumame Farmasi menyebut penurunan harga swab test PCR di Indonesia menjadi salah satu negara di Kawasan Asia Tenggara dengan biaya termurah. Melalui instruksi pemerintah, menetapkan kisaran harga mulai Rp495 ribu sampai Rp525 ribu.
Direktur Utama Bumame Farmasi James Wihardja mengatakan pihaknya melakukan pengecekan ke beberapa fasilitas kesehatan yang menyediakan jasa swab test PCR.
“Kami sebagai penyedia jasa juga berusaha memaksimalkan solusi agar masyarakat bisa menggunakan layanan swab test PCR dengan mudah, aman, cepat dan tentunya dengan tarif yang lebih terjangkau. Kami juga menjamin tingkat akurasi terbaik bagi masyarakat melalui layanan dan laboratorium mandiri yang lengkap dengan komponen-komponen berkualitas terbaik.” Ujarnya dalam keterangan resmi kepada infopertama.com, Senin (23/8) malam.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, Indonesia memiliki tarif yang lebih murah daripada beberapa negara Asia seperti Thailand dengan kisaran Rp1.300.000,00 sampai Rp2.800.000,00 sekali swab test PCR. Dan, Singapura dengan SGD 160 atau Rp1.500.000,00 layanan swab test PCR.
“Hal ini berbeda dengan India yang mendapatkan subsidi penuh oleh pemerintah negaranya, serta alat swab test PCR. Menggunakan reagen hingga obat-obatan produksi dalam negeri bollywood itu sendiri, sehingga tidak heran, tarif swab test PCR di negeri tersebut jauh lebih murah dari Indonesia. Bahkan negara-negara berkembang lainnya,” ungkapnya.
Bahkan beberapa epidemiolog Indonesia, Dicky Gunawan menambahkan jika saja Indonesia sudah bisa memproduksi reagen dan komponen pendukung swab test, pasti harganya bisa dikontrol, dikendalikan dan murah.
“Kendala saat ini adalah kita masih menggunakan reagen dan komponen impor dan biaya investasi yang tinggi terutama alat laboratorium,” ungkapnya.
Tanggapan ini terkonfirmasi juga oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. Ia menjelaskan saat ini Indonesia masih terkendala karena impor. “Karena tes PCR kita masih impor termasuk bahan bakunya juga, sebagian besar juga impor,” kata Nadia.
Bagaimana dengan PCR di NTT?
Di NTT, pemerintah dan pihak Swasta menyediakan jasa TES PCR. Hanya satu jasa Tes PCR oleh pihak swasta yang beroperasi, sedangkan jasa Tes PCR milik pemerintah banyak yang belum beroperasi. Salah satu yang belum beroperasi adalah Mesin Tes Swab PCR di RS Ben Mboi, Ruteng.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dr. Maserasi Ataupah, seperti dikutip Floresapedia.online, (16/08/21)
Ia menyebut terdapat 11 laboratorium PCR yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan dengan metode Tes molekuler atau juga sering disebut tes polymerase chain reaction atau PCR.
Laboratorium tersebut terdiri dari laboratorium yang berada di Rumah Sakit maupun laboratorium bergerak atau laboratorium mobile.
Selain laboratorium milik pemerintah, juga telah beroperasi laboratorium milik rumah sakit swasta, lanjut dr. Maserasi.
Untuk laboratorium pemerintah yang telah beroperasi, lanjut dr. Meserassi terdiri dari Laboratorium PCR RSUD Prof WZ Johannes Kupang, Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi NTT, Laboratorium Biokesmas Provinsi NTT serta dua Laboratorium Mobile PCR di RSJ Naimata Kupang yang berada di wilayah Kupang.
Selanjutnya Laboratorium Mobile PCR RS TNI AL Samuel J Moeda Kupang, Laboratorium PCR RST. Tk III Wirasakti Kupang dan Laboratorium PCR RS Bhayangkara Drs. Titus Uly Kupang.
Sementara itu, ada RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka Kabupaten Flores Timur dan Laboratorium RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.
Untuk laboratorium pemerintah yang hingga kini belum beroperasi terdiri dari Laboratorium PCR RSUD Ben Mboi Ruteng Manggarai, PCR RSUD S.K. Lerik Kupang, RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua, dan RSD Kalabahi.
Sedangkan Laboratorium PCR RS Siloam Kupang jadi satu satunya laboratorium PCR swasta yang telah beroperasi.
Sementara itu, di ujung barat Flores, kabupaten Manggarai Barat, tak satupun alat Tes PCR yang tersedia, padahal Labuan Bajo juga sebagai salah satu pintu utama di daratan Flores.
Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulius Weng, kepada media ini pada Selasa, (24/08/21) mengatakan bahwa di wilayahnya tidak ada mesin PCR, semua sample dikirim ke luar daerah dengan tarif sesuai edaran kemenkes.
“Tidak ada mesin pcr. Sampel utk pemeriksaan PCR dikirim ke Denpasar. Tarif Rp525.000,00 sesuai edaran kemenkes”, ucap dr. Weng.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel