Religi  

Renungan Katolik Minggu Biasa XXV: Hidup dalam Spiritualitas Kanak-Kanak

Renungan Katolik Minggu Biasa XXV: Hidup Dalam Spiritualitas Kanak-Kanak
Pastor Ryano Tagung, Pr   Pastor Rekan paroki Santu Klaus Kuwu, Keuskupan Ruteng

Hidup dalam Spiritualitas Kanak-Kanak

Keb. 2:12,17-20; Yak 3:16—4:3 & Mrk 9:30-37

“Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya.”

Sahabat  yang terkasih dalam KRISTUS TUHAN

Spiritualitas Kanak-kanak adalah spirit, semangat kemurid-an untuk meletakkan ketergantungan kita dan kepercayaan yang total kepada TUHAN. Sebagai sumber dan pusat hidup dan cinta kita, panggilan dan cita-cita kita. Berbekal spirit ini, kita akan menemukan kekuatan, focus dan arah dari panggilan cinta kita kepada TUHAN. Di sini kita akan menemukan orang yang melayani TUHAN dengan penuh cinta, yang tidak hanya berhenti pada sebuah pengungkapan kata-kata kosong. Tetapi menjadi nyata dalam sebuah pemberian diri yang total. Oleh karena itu, spiritualitas kanak-kanak ini tetap membawa kita pada sebuah relasi yang intim dengan TUHAN dan menanggapi cinta serta kemurahan hati TUHAN ini dengan turut serta dalam penderitaan KRISTUS. Dengan hidup dan menghidupi spiritualitas kanak-kanak ini, semangat kemurid-an kita akan semakin bertumbuh hari demi hari. Dan, menerima YESUS sebagai teladan utama kemurid-an kita.

Kemampuan untuk menghidupi spiritualitas ini tidak berasal dari kemampuan manusiawi kita. Melainkan karena curahan cinta TUHAN kepada kita melalui Roh Kudus. Roh Kudus menanamkan di dalam diri kita, pikiran Kristus, keutamaan-keutamaan Kristus. Sehingga kita mampu untuk memberikan tanggapan atas setiap tawaran kasihNya dan hidup dalam semangat YESUS. Semangat pelayanan tanpa pamrih, semangat yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.

Sahabat yang terkasih dalam KRISTUS TUHAN

Jalan YESUS adalah jalan pemimpin pelayan-memimpin tanpa menjadi tuan atas yang lain. Dan, mengundang sesama untuk berubah tanpa memaksa mereka untuk mengikuti apa yang menjadi pikiranNYA. YESUS tetap menghargai kebebasan kita. Meskipun DIA berkuasa ada hidup kita tetapi, DIA tidak memaksa orang untuk mengikuti jalanNya, mengikuti pikiranNya, mengikuti jejakNya. YESUS menunjukkan kekuatan cinta ilahinya melalui hidup dan pelayananNya, perhatian dan cinta kasihNya kepada semua orang. Oleh karena itu, dalam bacaan injil pada hari ini, Yesus dengan tegas mengatakan: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya.” Selanjutnya, YESUS menempatkan anak kecil ditengah-tengah mereka dan berkata: “Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, ia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku.”

Dalam dan melalui Sabda YESUS pada hari ini, kita belajar membingkai seluruh hidup dan pelayanan kita dengan satu semangat yaitu Spritualitas kanak-kanak. Jika kita hendak melayani dalam semangat YESUS dan melanjutkannya dalam zaman ini. Menjadi pemimpin dan menjadi orang besar atau hebat tetapi melupakan atau mengabaikan spritualitas kanak-kanak ini maka kita akan terperangkap dalam kecenderungan menjadi yang terbesar, popular atau hebat. Yang justru menjadi sumber pertengkaran dan memecah belah persekutuan yang bermuara pada ketidaksetiaan pada Kasih, Cinta Allah.

Sahabat yang terkasih dalam KRISTUS TUHAN

Jantung dari pelayanan kita adalah merendahkan diri menjadi orang kecil, mau menderita dan melayani sesama. Melupakan hal ini, kita mati dalam pelayanan. Kita tidak sungguh menjadi seorang pelayan sebagaimana yang telah YESU teladankan dan menjadi warisan utama pelayanan kita. YESUS adalah seorang pemimpin, DIA telah merendahkan diri serendah-rendahnya. DIA adalah teladan utama tentang kisah kita merajut cerita menjadi seorang pemimpin yang melayani. Yang dipanggil untuk menjadi pelayan. Kita tidak dipanggil untuk menjadi replika atas apa yang YESUS buat. Tetapi, Sabda Allah menerangi dan tindakanNya menjadikan kita mampu untuk setia kepadaNYA dan hadir secara penuh dalam hidup bersama sebagai seorang yang mengutamakan kasih dan hadir untuk melayani.

Dengan menghayati spirtualitas kanak-kanak, akan memompa pelayanan kita untuk tidak terjebak dalam egoism dan ingat diri, mencari prestise dan prestasi. Dengan demikian, pelayanan kita tidak sungguh masuk dalam kehidupan sesama kita, memasuki pengalaman sedih, duka, air mata, kelemahan dan kerapuhan. Pelayanan kita pun akhirnya tidak mampu untuk membawa sesama kita bergerak menuju sebuah kehidupan baru. Sebuah pemberian diri yang total kepada ALLAH.

Sahabat yang terkasih dalam KRISTUS TUHAN

Ketika kita sungguh menghidupi spiritualitas kanak-kanak ini di dalam hidup dan panggilan kita maka kita akan dibawa ke dalam tiga keutamaan perjanjian dan dua keutamaan moral.  Tiga keutamaan perjanjian adalah KESUCIAN, CINTA dan KEPERCAYAAN. Dua keutamaan Moral adalah Altruisme/ Kemurahan hati dan Kebijaksanaan. Ini buah yang dapat kita panen dari pertumbuhan dan pelayanan panggilan kita yang dihidupi oleh semangat/ spiritualitas kanak-kanak.

Mari kita hidup dalam semangat ini agar nafsu yang mementingkan diri sendiri yang menjadi sumber iri hati dan permusuhan tidak menemukan tempat yang nyaman di dalam hati kita. Semakin kita membiarkan diri kita dikuasai nafsu ini maka kita lambat laun akan melupakan TUHAN, mengejar kepentingan diri sendiri dan mengabaikan sesama.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

 

error: Sorry Bro, Anda Terekam CCTV