Semarang, infopertama.com – Polisi telah menyimpulkan bahwa putri Gubernur Papua berinsial ABK (16) tewas setelah mengalami rudapaksa di kosnya di Semarang.
Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo telah menguburkan jenazah anaknya di pemakaman Katolik Desa Jatiharjo, Purwodadi, Grobogan, Sabtu (20/5/2023).
Sebelum bawakan ke Purwodadi, sempat melakukan prosesis pemberkatan jenazah di rumah Nikolaus di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Siswi kelas 10 dari SMA Negeri di kota Semarang itu diantar ke Purwodadi oleh para keluarga dengan kawalan polisi.
Pj Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo menaiki ambulans dengan mengenakan baju hitam. Begitupun dengan keluarga lainnya.
Putri Gubernur Papua, Nikolaus Kondomo meninggal dunia dengan tak wajar di kamar kosnya di Kota Semarang pada Kamis (18/5/2023) malam.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Pegunungan, Sumule Tombo mengatakan, duka mendalam atas kejadian yang menimpa putri Gubernur.
Ia mengaku, setelah kabar kematian ABK, pihaknya langsung terbang dari Wamena menuju ke Semarang.
Mereka satu rombongan sebanyak 20 orang terdiri dari jajaran Forkompimda langsung ke RSUP Dr Kariadi.
“Saya sudah minta jajaran yang hadir untuk ikut hingga ke pemakaman di Purwodadi,” paparnya, Sabtu (20/5/2023).
Ia mengatakan, Nikolaus terlihat syok selama perjalanan. Pihaknya secara khusus telah mengucapkan duka cita mendalam atas kepergian ABK.
“Masyarakat Papua Pegunungan kaget dengan kepergian ini,” katanya.
Sementara itu, Kakak Sepupu ABK, Wibisono mewakili keluarga mengucapkan terima kasih atas kehadiran kerabat di pemakamannya.
Ia mengungkapkan adiknya merupakan orang yang pendiam, rajin beribadah, rajin menabung, dan hidup sederhana.
“Ia (ABK) hidup sangat sederhana. Dekat dengan Tuhan, doa tidak pernah putus, inilah yang membuat dia dicintai keluarga, dan teman-temannya,” katanya.
Teman-teman sekolah korban ABK tampak pula hadir melayat.
Di antaranya Yasmin dan Clara teman satu kelas X di SMAN 2 Semarang mengatakan sosok ABK anak yang pendiam.
Mereka menyebut, temannya tak memiliki teman dekat lelaki. Terlebih ibunya disebut protektif. Bahkan, korban ketika bepergian diantarkan kakaknya.
“Dia itu anak yang pendiam. Kalau bicara saja pelan. Tidak ada teman lelaki,” katanya.
Terpisah, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, ada dugaan kekerasan seks terhadap korban.
Pihaknya kini masih menunggu kesimpulan tim forensik.
“Ada dugaan kekerasan seks,” ucapnya.
Pemeriksaan forensik sudah dlaksanakan polisi hanya saja masih membutuhkan pemeriksaan lanjutan terkait pemeriksaan mikrobiologi, patologi dan toksikologi.
Tiga item tersebut masih menunggu waktu dari tim kedokteran untuk memberikan kesimpulan.
“Diduga mati lemas, mati lemas karena apa, makanya akan ditindaklanjuti dengan uji tiga item tadi,” tandasnya.***
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel