Tamansiswa Gagal Pertahankan Warisan KHD
Dari penjelasan di atas, kita mungkin sepakat bahwa model pendidikan Indonesia, seperti yang dikenalkan oleh mantan mendiknas Indonesia Ki Hadjar Dewantara, yang juga sebagai bapak pendidikan nasional Indonesia dengan sistem among melalui Tamansiswa sudah ketinggalan zaman. Dan, tentunya tidak relevan lagi menerapkannya di Indonesia. Sekalipun bahwa sistem among sangatlah sesuai dengan mental dan budaya orang Indonesia sampai saat ini.
Namun pada kenyataanya Tamansiswa sebagai model pendidikan indonesia tidak cukup mampu untuk tetap dan terus mempertahankan warisan Ki Hadjar Dewantara. Dan, kemudian terjebak dan tunduk pada model terapan pemerintah.
Pada saat yang sama pula Tamansiswa juga ternyata tidak mampu menjadikan Tamansiswa sebagai sebuah model pendidikan alternatif.
Akibatnya, banyak orang akhirnya tidak mampu untuk mengenyam pendidikan formal. Belum lagi dengan tetap adanya UN, yang kemudian menjadi standar yang berlaku dari Sabang sampai Merauke.
Hal ini tentu dapat menimbulkan efek psikis munculnya pesimis bagi peserta didik. Sebab hal-hal yang dipelajari bertahun-tahun akhirnya ditentukan dalam UN dalam beberapa jam saja.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel