Jakarta, infopertama.com – Tren melemahnya elektabilitas Ganjar Pranowo tak lepas dari perubahan pilihan pemilih PDIP. Setidaknya, kondisi ini sebagaimana hasil daru dua survei terkini, Litbang Kompas dan LSI.
Survei LSI yang dirilis secara daring, Minggu (11/12/2023), menyebutkan, dukungan dari pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 kepada pasangan capres nomor urut 2, Prabowo-Gibran mencapai 41,6 persen. Sementara yang memilih Ganjar-Mahfud sebesar 32,2 peren.
“Kalau kita lihat di pilpres ini dibandingkan pada dukungan dengan 2019 lalu, pemilih Jokowi sekarang sudah lebih banyak ke Prabowo-Gibran. Tidak lagi lebih banyak ke Ganjar Pranowo,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan.
Tak hanya itu, data LSI terkait elektabilitas partai juga menunjukkan PDIP potensial disalip Gerindra. Sekalipun berada pada peringkat pertama elektabilitas PDIP selisih tepis dari Gerindra yang berada pada peringkat kedua.
PDIP mengantongi 19,7 persen dukungan sedangkan Gerindra 18 persen. Selanjutnya Golkar (10,5 persen), PKB (8,5 persen), Nasdem (5,8 persen), PKS (5,5 persen), Demokrat (5,4 persen), dan PAN (4,1 persen).
Sedangkan PPP memiliki elektabilitas di bawah 4 persen yakni 2,3 persen, disusul PSI (2,1 persen), Perindo (2,1 persen), Ummat (0,9 persen), Hanura (0,7 persen), Garuda (0,4 persen), Gelora (0,3 persen), PBB (0,3 persen) Buruh (0,2 persen), dan PKN (0,0 persen).
Sedangkan survei Litbang Kompas yang dirilis Senin (11/12) menunjukkan adanya tren perubahan pilihan dari pemilih PDIP yang tadinya memilih Ganjar beralih ke Prabowo-Gibran. Ganjar sekarang ini tertinggal dari Prabowo dengan selisih mencapai 21,7 persen.
Tertinggalnya Ganjar lantaran pemilih PDIP dan Jokowi terbelah. Pada Agustus 2023, pemilih PDIP yang mendukung Ganjar mencapai 60,6 persen kini tersisa 40,7 persen.
Litbang Kompas malah membaca adanya peralihan suara signifikan dari pemilih PDIP yang mendukung Prabowo, kini menjadi 45,1 persen dari sebelumnya 22,1 persen.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel
