Cepat, Lugas dan Berimbang

Kisah Panjang Tugu Jogja, Spot Selfie yang Ikonik

Tugu Jogja
Tugu Golong Gilig/ Tugu Jogja, Spot Selfie yang sangat ikonik di Persimpangan Jalan Utama Jogja. (Shutterstock)

DIY, infopertama.com – Bila berwisata ke kota budaya Yogyakarta, Tugu Jogja pasti masuk daftar tempat yang harus kunjungan. Di persimpangan jalan utama Jogja ini, kamu bisa melakukan swafoto dengan latar belakang tugu atau sekadar menikmati suasana di sekitarnya.

Tapi, kamu mungkin salah satu yang tidak tahu bentuk asli dari Tugu Jogja yang ikonik itu. Yap, tugu ini sebenarnya adalah hasil pembangunan kembali usai tugu aslinya sempat runtuh akibat gempa besar. Pembangunan kembali tugu dengan bentuk yang kita kenal sekarang ini juga mendapat dukungan pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada masa itu.

Pembangunan ulang Tugu ini berdasarkan perintah Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1756. Nama aslinya adalah Tugu Golong Gilig. Bangunan ini menjadi salah satu titik penanda dari Sumbu Filosofis atau Garis Imajiner Yogyakarta. Tugu Golong Gilig segaris dengan Gunung Merapi, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan.

Sumbu Filosofis Yogyakarta menggambarkan tentang proses kehidupan manusia sejak lahir hingga meninggal. Khusus untuk filosofi Tugu Golong Gilig, bangunan tersebut mengusung nilai manunggaling kawula lan Gusti yang berarti menyatunya rakyat dengan raja dan Tuhannya.

Perubahan Konstruksi

Tugu Jogja
Bentuk awal Tugu Golong Gilig. (Okezone)

Gempa besar yang melanda Yogyakarta pada 10 Juni 1867 membuat Tugu Golong Gilig hancur berkeping-keping. Tugu ini awalnya memiliki ukuran 25 meter dan berbentuk silinder atau gilig dengan ujung berbentuk bulat atau golong itu pun alami pembaruan dan konstruksi ulang. Pembangunan kembali tugu tersebut selesai pada 3 Oktober 1899.

Ia tidak lagi bulat, konstruksi ulang Tugu Golong Gilig pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII berubah bentuk menjadi persegi. Bagian ujungnya berbentuk kerucut runcing dan tingginya berkurang jadi hanya 15 meter. Sejak saat itu bangunan tersebut berganti nama menjadi Tugu Pal Putih atau Tugu Jogja/Yogyakarta.

Tugu Yogyakarta yang awalnya berupa bangunan tugu polos kemudian beri tambahan sejumlah ornamen seperti hiasan keris, daun teratai, dan prasasti di empat sisi bangunan. Prasasti-prasati tersebut berisikan informasi terkait siapa pemimpin proses pendirian tugu, kapan tugu dibangun, bagaimana reaksi residen Yogyakarta saat itu, dan kapan pembangunan ulang tugu selesai dilakukan.

Untuk mengenang Tugu Golong Gilig, pada tahun 2015 dibangunlah diorama Tugu Golong Gilig di sebelah tenggara Simpang Tugu Jogja, tepatnya di perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jenderal Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro.

Neho Rampon, kamu sudah pernah selfie di Tugu Jogja belum nih? Kalo sudah, posting foto selfimu di kolom komentar.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel