Cepat, Lugas dan Berimbang
Berita  

Kisah Inspiratif Hubertus Cupung, Petani Sukses dari Desa Belang Turi

Keputusannya berubah untuk beralih profesi dari buruh pelabuhan menjadi petani sayuran ketika mengikuti pelatihan motivatif di kampung Rentung, desa Belang Turi pada tahun 2008 yang difasilitasi oleh Rikhardus Roden, Staf Yayasan Ayo Indonesia. Pada pelatihan itu, ungkap Hubertus, Rikhard menjelaskan tentang peluang usaha sayuran di Ruteng dan Labuan bajo.

Permintaan sayuran untuk memenuhi kebutuhan dari para wisatawan kala itu sangat tinggi sementara suplainya kurang.

“Namun yang paling penting, kata Rikard kepada para peserta pelatihan bahwa petani harus menghitung terlebih dahulu semua pengeluaran wajib keluarganya dalam setahun kemudian membandingkannya dengan pendapatan. Dengan cara seperti ini kita bisa memutuskan luasan lahan yang dibutuhkan untuk agrobisnis dan omset yang harus dicapai,” ungkap Hubertus dengan penuh semangat.

Paska pelatihan itu, cerita Hubertus, Yayasan Ayo Indonesia kemudian mengajaknya untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan di Ende. “Pernyataan menarik dari salah satu narasumber ketika itu bahwa masalah adalah peluang. Masalah kekurangan suplai sayuran di Manggarai harus dipandang sebagai peluang bagi petani,” ujarnya.

Cara Yayasan Ayo Indonesia mengubah  pola pikir petani seperti saya, lanjutnya, dinilai berbeda dan memotivasi dimana bersama beberapa petani belajar ke Bali untuk lejong (berdiskusi) dengan petani yang telah sukses beragrobisinis. Pada kesempatan lain kami belajar di Bima untuk mengetahui tata kelola usaha sayuran yang diterapkan oleh para petani di sana.

Lebih lanjut Hubertus menjelaskan bahwa dari pengalaman belajar di tempat lain yang menerapkan pendekatan lejong dengan petani sukses kemudian mendorongnya untuk fokus agribisnis sayuran hingga saat ini.

Memanfaatkan lahan berukuran kurang lebih 4 are di depan dan samping kiri rumahnya serta di Wae Palo berukuran 2.100 m2. Di atas lahan seluas ini ditanami tomat, cabe keriting, jagung purut, dan sukini. Biaya Produksi terbilang cukup besar 2 tahun lalu, guna mempekerjakan 8 orang untuk pengolahan lahan, pembuatan bedeng, pemasangan plastic mulsac, ajir, dan panen.

Namun, pada 2 tahun terakhir biaya kerja semakin berkurang, karena untuk pengolahan lahan telah menggunakan cultivator bantuan dinas pertanian kabupaten Manggarai.

Pupuk yang digunakan sebagai sarana produksi pada lahan usahanya adalah pupuk organik dan arang sekam. Pemberian saprodi ini dengan dosis yang tepat khusus pada tomat varitas servo menurut pengalaman Huber dapat menghasilkan tomat berkisar 3 kg-5 kg per pohon.

Sayuran ini dijual di Pasar Cancar, Inpres Ruteng dan Labuan Bajo. Sedangkan untuk sayuran jenis sukini disediakan bagi pelanggan tetap di Labuan Bajo yang telah loyal bekerjasama dengannya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel