Pekan Adven I
Sabtu, 4 Desember 2021
Yesaya 30: 19-21.23-26; Matius 9: 35-10: 1.6-8
Betapa pun kita sedih dan susah, namun kesedihan dan kesusahan kita itu akan berakhir. Inilah sabda Allah kepada Israel: Hai bangsa di Sion yang mendiami Yerusalem, kalian tidak akan terus menangis. Pastilah Tuhan akan mengasihani kalian, apabila kalian berseru-seru. Begitu mendengar teriakmu, Ia akan menjawab” (Yes 30: 19).
Dalam hidup ini, kita ada pengalaman yang tidak hanya membuat kita gembira dan tertawa. Tetapi sering juga seperti Israel kita menemukan pengalaman-pengalaman yang membuat kita sedih dan menangis.
Kita sedih dan menangis karena kita menemukan kegagalan dan kekecewaan dalam hidup. Sedih dan menangis karena ditinggali oleh orang-orang yang kita kasihi maupun yang mengasihi kita.
Kita sedih dan menangis karena kita dicuekin atau dianggap sepeleh atau tidak ada arti atau nilai bagi orang lain. Sedih dan menangis karena selalu gagal dan rugi dalam kerja, usaha dan bisnis.
Bila kita sedih dan menangis, janganlah kita membisu atau berdiam diri. Sebaliknya kita mesti berjumpa dan berbicara dengan orang lain. Terlebih sekali kita mesti berjumpa, berseru dan berbicara kepada Tuhan.
Tuhan kita tidak akan menolak dan mengecewakan kita.
Seperti terhadap Israel, ‘Tuhan akan mengasihani’ kita. Asal saja kita berseru dan bahkan ‘berteriak” kepada Tuhan, pasti Tuhan tetap mengasihani kita, mencintai dan melindungi kita, memelihara dan menyelamatkan kita.
Dia Tidak Biarkan Kita dalam Kesusahan
Sebab itu marilah kita berani untuk berbicara dan berteriak pada Tuhan. Ketika kita berbicara dan berteriak kepada Tuhan, DIA tidak mungkin akan mengecewakan atau menolak kita.
Sebaliknya Ia amat mendengarkan dan memperhatikan kita. Intinya, janganlah kita malu atau takut untuk mendekati Tuhan dan berkomukasi dengan DIA.
Dengan sesama kita boleh malu dan takut, tetapi dengan Tuhan, hendaklah kita selalu dekat dan akrab dalam doa. Tuhan adalah Seorang Bapak yang baik. Dia tidak mungkin membentak, mengusir atau menolak kita karena kita merengek, bersedih atau menangis di hadapan-Nya.
Sebaliknya Ia selalu ‘mengasihani’ kita dan menerima kita. Ia selalu menyambut kita dan memeluk apa pun kesulitan dan masalah kita, serta apa pun kesedihan dan kesusahan hidup kita di dunia ini.
Doaku dan berkat Tuhan.
Mgr Hubertus Leteng