Pesta Sto Andreas, Rasul
Selasa, 30 November 2021
Roma 10: 9-18
Matius 4: 18-22
Mulut dan hati tampil secara berbeda. Mulut kelihatan dengan mata, sedangkan hati tersembunyi dari pandangan mata. Meskipun berbeda cara penampakannya, namun mulut dan hati menyatu atau berhubungan sebagai satu kesatuan.
Rasul Paulus menegaskan kebenaran ini demikian. “Jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Rm 10: 9-10).
Dari kata-kata Paulus ini, fungsi mulut adalah untuk mengaku dan fungsi hati adalah untuk percaya. Dalam fungsi yang berbeda ini, hati dan mulut tidak berdiri sendiri dan tidak juga berjalan sendiri. Sebaliknya hati dan mulut saling membutuhkan dan saling melengkapi. Kesatuan mulut dan hati.
Iman atau kepercayaan yang ada di dalam hati tidak berdiam diri atau didiamkan. Tetapi iman atau kepercayaan itu mesti bersuara atau disuarakan keluar. Iman dari hati mesti disalurkan atau diungkapkan keluar melalui pengakuan mulut.
Intinya, hati dan mulut mesti sejalan. Kalau hati dan mulut tidak sejalan, maka yang terjadi adalah penipuan dan kepalsuan, kemunafikan dan kepura-puraan. Penipuan dan kepalsuan, kemunafikan dan kepura-puraan tidak membawa keselamatan bagi kita manusia.
Sebab itu mulut mesti mendengarkan hati untuk berbicara. Sedangkan hati mesti berisi iman untuk menjiwai mulut yang berbicara. Hati mesti dipenuhi iman dan mulut mesti mengakui dan menyatakan iman. Baru demikian, kita akan selamat atau diselamatkan.
Marilah kita menyatukan hati dan mulut kita dengan iman atau kepercayaan kita. Dengan kata lain, hendaklah iman atau kepercayaan kita menyatukan hati dan mulut kita. Iman mesti menjadi tali pengikat hati dan mulut kita agar menjadi satu kesatuan.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel