PW SANTA KATARINA DARI SIENA
Jumat, 29 April 2022
Perawan dan Pujangga Gereja
Bacaan: Kisah Para Rasul 5: 34-42; Yohanes 6: 1-15
Di dunia ini tidak semua orang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Meskipun tampaknya mereka percaya dan mengakui Tuhan, namun hidup mereka sering bertentangan dengan kehendak Tuhan. Mereka berbuat menurut pikiran dan rencana mereka sendiri. Melakukan pekerjaaan mereka sendiri, tanpa peduli dengan hukum Tuhan. Juga masa bodoh dengan cara hidup yang dirancangkan dan dikehendaki oleh Tuhan. Mereka menolak Tuhan. Tidak menerima Dia, karena mereka berpikir kehadiran dan pengaruh Tuhan atau tidak ada artinya atau dapat mengancam kebebasan dan kekuasaan mereka.
Dalam bacaan I hari ini, orang-orang yang memusuhi dan melawan Tuhan itu adalah Imam Besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya serta Pengawal Bait Allah dan orang-orangnya. Karena mereka menentang dan melawan Tuhan, mereka tidak hanya melawan rasul Yohanes dan Petrus. Tetapi tiada henti-hentinya mereka menghina dan mengejar serta menangkap dan memenjarakan Yohanes dan Petrus. Ujung dari perlawanan itu, mereka membawa kedua rasul ke dalam sidang Mahkamah Agama dengan tujuan untuk membunuh mereka supaya ajaran tentang Yesus berhenti total diwartakan kepada orang banyak.
Di tengah niat dan rencana jahat mereka itu, muncullah di tengah persidangan “Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak”. Menurut dia, biarkan saja para rasul itu mengajar orang banyak, karena tidak mungkin mereka akan berhenti bila apa yang mereka lakukan adalah perbuatan Tuhan. Dengan lantang ia berkata: “Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah” (Kis 5: 38-39). Pikiran Gamaliel ini diterima, sehingga para rasul itu dilepaskan dan dibiarkan pergi untuk “meninggalkan sidang agama Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah diangggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.” Sejak saat itu “setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah dan memberitakan Injil tentang Yesus adalah Mesias” (Kis 5: 41-42).
Dalam arti tertentu, kita semua bukan hanya murid atau pengikut Kristus. Tetapi lebih dari itu, kita seperti Yohanes dan Petrus adalah “rasul” yang menerima tugas perutusan yang lebih luas dan mendapat tanggung jawab yang lebih besar untuk mewartakan Yesus yang bangkit dan untuk melakukan semua perbuatan baik yang Ia ajarkan kepada kita. Karena itu, pasti ada banyak halangan dan rintangan, tantangan dan masalah akan terus menghantui dan mengancam hidup kita. Meskipun demikian, kita tidak boleh takut. Selama kita tidak melakukan apa yang tidak bertentangan atau berlawanan dengan rencana dan kehendak Tuhan, pasti kita sukses dan menang.
Sabda Tuhan amat jelas dan sangat menguatkan kita. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yoh 15: 16).
Mewartakan kabar gembira dan melakukan perbuatan baik adalah ‘pilihan dan ketetapan Tuhan’bagi setiap kita. Dengan kata lain, Tuhan memilih kita untuk mewartakan kabar gembira. Ia menetapkan kita untuk melakukan perbuatan baik. Dengan cara beginilah kita dapat menghasilkan buah kehidupan dan buah keselamatan yang tetap bagi siapa saja di dunia ini. Selama kita menjalani pilihan Tuhan ini dan melakukan ketetapan-Nya ini dalam semua hal dan segala sesuatu, semua perkataan dan perbuatan kita tidak akan sia-sia. Ketika kita minta kepada Tuhan agar kita mewartakan kabar gembira dan melakukan perbuatan-perbuatan baik, Tuhan pasti mendengarkan kita. Setiap permintaan untuk menyampaikan kabar sukacita, pasti Tuhan dengarkan. Dan setiap permohonan untuk melakukan perbuatan baik, pasti Tuhan kabulkan dan berikan kepada kita.
Maka janganlah kita putus asa, apabila kita tidak menerima pada waktunya apa yang kita minta kepada Tuhan. Kita hanya perlu yakin dan percaya bahwa setiap permintaan untuk tujuan yang baik dalam perkataan dan perbuatan apa saja, pasti Tuhan dengarkan dan berikan kepada kita pada waktunya. Intinya, dalam perkataan apa pun yang kita ucapkan dan dalam perbuatan apa pun yang kita lakukan, janganlah kita menentang dan melawan Tuhan, tetapi ikutilah dan patuhilah saja apa yang menjadi pilihan kehendak dan ketetapan rencana-Nya.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng.