Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan
Jumat, 7 Januari 2022
1Yohanes 5: 5-13; Lukas 5: 12-16
Kita manusia tidak hanya menginginkan kehidupan yang lama, tetapi juga kehidupan yang kekal. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat mencapai kehidupan yang kekal itu? Sabda Tuhan sendiri berbicara dalam bacaan I surat Rasul Yohanes hari ini.
“Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita, dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barang siapa memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup; barang siapa tidak memiliki Dia, ia tidak memiliki hidup … Kamu yang percaya kepada Anak Allah…kamu memiliki hidup yang kekal” (1Yoh 5: 11-13).
Dari sabda Tuhan ini ada dua butir renungan yang berguna bagi kita.
(1). Allah adalah pemilik hidup yang kekal. Namun Allah tidak memiliki sendiri kehidupan kekal itu. Tetapi Ia memberikan dan menganugerahkan kehidupan kekal itu kepada manusia.
Karena itu kita patut bersyukur sebab dengan anugerah kehidupan kekal, hidup kita tidak hanya berjalan di dunia ini, tetapi sesudah hidup di dunia ini kita akan menerima hidup abadi atau hidup kekal. Oleh adanya kehidupan kekal, kehidupan kita di dunia ini tidak menjadi percuma dan sia-sia. Sesudah berjuang di dunia ini, hidup kita akan berjalan terus meski dalam wujud atau bentuk yang lain.
(2). Kehidupan kekal diberikan oleh Allah kepada manusia melalui Yesus, Putera Allah. Yesus adalah pembawa kehidupan kekal kepada manusia. Maka hidup kekal itu ‘ada di dalam’ Yesus, sebab DIA membawa hidup kekal itu kepada manusia. Tanpa Yesus Anak Allah, hidup kekal yang ada pada Allah tetap ada pada Allah saja dan tidak sampai kepada manusia. Dalam peran inilah, kata-kata Yesus amat benar: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14: 6).
Karena Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup menuju kehidupan kekal pada Allah, maka kita mesti ‘percaya kepada nama’ Yesus Anak Allah. Tetapi lebih jauh dan dalam dari kepercayaan, kita juga mesti “memiliki Anak Allah”. Percaya hanya bergerak pada level ‘iman atau keyakinan’.
Namun iman, keyakinan dan kepercayaan saja tidak cukup, tetapi harus sampai pada tingkat kehidupan yang ‘memiliki’ Yesus Anak Allah. Itu berarti dengan keyakinan yang mendalam dan dengan iman atau kepercayaan yang besar, kita tidak hanya memiliki segala jenis harta duniawi saja, tetapi kita mesti memiliki Yesus. Yesus adalah harta kekayaan sejati hidup manusia. Tanpa memiliki Yesus sebagai harta kekayaan sejati, segala jenis harta kekayaan duniawi tidak memiliki ‘makna dan nilai keselamatan’.
Harta duniawi akan menyelamatkan hidup kita dan membawa kita kepada kehidupan yang kekal, apabila harta kekayaan duniawi itu dimiliki dan digunakan sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus. Dalam iman dan kepercayaan akan Tuhan Yesus, harta kekayaan duniawi bukanlah tujuan hidup manusia, tetapi hanyalah sarana atau alat, medium atau jalan menuju keselamatan hidup.
Sebab itu kita boleh memiliki harta kekayaan duniawi apa saja. Namun kita harus memakai segala harta kekayaan duniawi dengan sebaik-baiknya untuk menyelamatkan kehidupan, baik kehidupan sendiri maupun kehidupan orang lain.
Amatlah sia-sia dan tidak berguna apabila harta kekayaan duniawi tidak membawa keselamatan bagi hidup manusia. Apa gunanya memiliki seluruh dunia dengan segala isinya, tetapi kehidupan manusia tidak selamat dan tidak diselamatkan. Apa artinya uang banyak, tetapi kita terus menderita sakit dan penyakit dalam hidup? Uang dan harta amat penting dan perlu tetapi penting dan perlunya uang dan harta itu adalah untuk kesehatan tubuh dan keselamatan hidup.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel