Cepat, Lugas dan Berimbang

Dubium Methodicum

Peran Kampus Sebagai Ladang Demokrasi

Jujur, aku merasakan penderitaan intelektual yang hebat, kegairahan intelektualku tidak digubris sama sekali dalam sebuah institusi akademis. Bukankah ini suatu ironi yang sangat transparan. Kampus yang dikenal sebagai ladang demokrasi secara menggelikan, nyatanya, tidak cukup demokratis juga. Beda opini sulit mendapatkan tempat dalam wilayah yang katanya sangat menghormati situasi tersebut.

Jika kebimbangan seperti ini sungguh dihargai maka kita bisa diluputkan dari keyakinan dan ideologi yang mungkin sudah sesat dan cendrung represif terhadap kemanusiaan kita. Dengan begitu, kesangsian akan menjadi semacam ‘mesin sortir’ bagi keyakinan kolektif yang sudah terkontaminasi debu-debu kepentingan individual dan golongan. Kesangsian akan mencuci semua kepalsuan politis yang tersembunyi di belakang jargon-jargon politik yang berserakan dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan misi kesangsian metodis atau methodicum doubth di atas, maka dalam negara demokratis, tidak hanya teoritis tetapi juga perilaku manusia, kehadiran kesangsian metodis mudah diterima. Sebab, methodicum doubth ala Descartes sangat produktif bagi tumbuhnya demokrasi. Kesangsian akan menggiring masyarakat pada pemikiran yang dari hari ke hari akan semakin rasional. Mendemokrasi akan menjadi prasyarat bagi setiap orang tuk hidup di alam kemerdekaan dan jauh dari ketakutan politis dan intimidasi ekonomis. Kesangsian bukanlah ancaman, melainkan ‘formula’ yang akan mendewasakan kultur demokrasi politik.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel