Cepat, Lugas dan Berimbang

Dr. Hendrikus Midun, S.Fil., M.Pd., Ajak Pengawas PAK Propinsi Menulis Karya Ilmiah

oppo_1026

infopertama.com – Kementrian Agama Bidang Pendidikan Agama Katolik (PAK) melaksanakan Workshop Penguatan Literasi Digital bagi Pengawas PAK Tingkat Dasar dan Menengah Se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, dimulai tanggal 13 sampai 15 November 2024, bertempat di Aula Sky Trace Ruteng Flores. Adapun tujuan kegiatan ini mendorong para pengawas PAK memiliki pengetahuan, ketrampilan dan keberanian menulis karya ilmiah.

Peserta kegiatan adalah para Pengawas Pendidikan Agama Katolik (PAK) wilayah NTT, kecuali pengawas PAK pulau Timor karena kesulitan transportasi akibat erupsi gunung Lewotobi di Larantuka. Untuk memenuhi kuota peserta, Kementerian agama melibatkan juga beberapa kepala sekolah di daratan Flores.


Bapak Dr. Hendrikus Midun, M.Pd sebagai pemateri hari kedua, secara luwes dan mendalam memaparkan materi tentang Strategi Menulis Karya Ilmiah. Sekretaris Warek 1 UNIKA Santu Paulus ini, mengemukakan lima langkah penting menulis karya ilmiah yakni mengenal kemampuan diri dan bidang peminatan, menemukan masalah dan sumber yang digunakan, mengenal jurnal tujuan publikasi, mulai menulis sampai tuntas, dan mengecek kelengkapan manuskrip yang dibutuhkan jurnal.

Menulis artikel ilmiah merupakan suatu bentuk ekspresi diri, berdampak positif pada peningkatan kinerja pribadi dan promosi penting bagi lembaga. Untuk bisa menulis artikel ilmiah dengan baik, lanjut Doktor Teknologi Pembelajaran ini, seseorang harus memiliki kebiasaan membaca kritis, terhubung dengan internet, dan kemampuan literasi digital yang memadai.

Kemampuan literasi digital sangat diperlukan ketika seseorang mulai menulis. Dengan internet, seorang (calon) penulis dapat menelusur sumber-sumber terbaru dan berkualitas untuk mendukung gagasannya.

Pada bagian akhir presentasinya, Pengawas Perkumpulan Pendidikan Keagamaan Katolik Indonesia (Perdikkati) ini mengemukakan upaya-upaya meningkatkan budaya literasi di sekolah, di antaranya adalah lembaga memiliki kebijakan yang mendukung terciptanya budaya literasi dan berkomitmen melaksanakannya; menciptakan lingkungan belajar yang mendukung literasi, seperti kebiasaan membaca, mengadakan event/perlombaan, biasakan menulis jurnal harian dan penugasan-penugasan belajar kepada siswa dalam bentuk narasi; memberikan penghargaan (reward) kepada guru/siswa yang berhasil menerbitkan karya ilmiah.

Pada sesi tanya jawab, Doktor yang pernah menjadi Pengawas Pengajar Kepala Sekolah se-Indonesia ini menseringkan pengalaman menulisnya sejak mahasiswa Sarjana Filsafat di Ledalero Maumere hingga menjadi dosen STKIP (sekarang UNIKA) Santu Paulus Ruteng. Sering pengalamannya menunjukkan bahwa menulis merupakan suatu proses, yang membutuhkan persiapan dan kesabaran. Mari, kita berani memulai, sebab setiap perjalanan panjang dimulai dengan langkah pertama, pungkasnya.**

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel