Pekan Khusus Adven
Rabu, 22 Desember 2021
1Samuel 1: 24-28; Lukas 1: 46-56
Untuk mendapat anak, Hana pergi menghadap nabi Eli untuk berdoa kepada Tuhan. Hasilnya, doanya didengarkan oleh Tuhan. Samuel pun lahir. Sadar akan kemurahan itu, Hana lalu kembali kepada Eli dan berkata: “Mohon bicara Tuanku! Demi Tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka akupun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan’. Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan” (1Sam 1: 26-28).
Keteladanan Hana
Dari teladan perempuan Hana ini, ada beberapa hal yang baik kita, khususnya bagi kaum ibu.
1). Apabila kita memiliki kerinduan yang besar dan dalam untuk mendapat karunia dari Allah, termasuk karunia untuk memperoleh anak atau keturunan, berdoalah tak henti-hentinya kepada Allah. Juga kalau tampaknya doa kita tidak didengarkan oleh Allah menurut kerinduan kita, tetaplah berdoa dan berdoalah saja. Satu hal yang pasti bila kita berdoa ialah bahwa Allah mengetahui kerinduan hati kita dan karena itu DIA pasti tahu cara memenuhi kerinduan hati kita, meskipun mungkin berbeda isinya dengan kerinduan kita.
2). Berdoa kepada Allah tetap membutuhkan perantara seperti Eli bagi Hana. Memang tidak salah kalau kita sendiri langsung berdoa kepada Allah. Tetapi amat tidak salah bila kita berdoa lewat perantaraan orang lain atau bila kita meminta orang lain untuk berdoa bagi kita. Malahan orang lainlah yang berdoa bagi kita pada saat kita sendiri tidak bisa lagi berdoa untuk diri kita sendiri.
3). Bila Dia mendengarkan dan mengabulkan doa kita persis seperti yang kita doakan, janganlah kita lupa untuk bersyukur kepada-Nya. Apa yang kita terima dari-Nya hendaklah kita kembalikan juga kepada Dia.
Allah yang memberi kepada kita, Allahlah juga yang menerima dari kita. Apa yang kita terima dari-Nya lewat doa, itulah pula yang kita serahkan kepada-Nya dalam doa.
Kita tidak mendapat berkat bila kita mempertahankan bagi diri sendiri apa yang kita terima sebagai berkat atau karunia dari-Nya. Maka janganlah kita ragu-ragu untuk menyerahkan kembali kepada-Nya apa yang kita terima dari Dia dengan cuma-cuma. Dengan demikian apa yang kita terima itu dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dengan memberi berkat kepada orang lain, kita juga akan mendapat berkat baru dari Dia melalui sesama.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel