Cepat, Lugas dan Berimbang

Cerita dari Pondok Mori Mali

Fancy Ballo*

Semua bahasa daerah yang dipakai dalam tulisan ini adalah dari bahasa daerah So’a dan Nagekeo.

Kala itu aku berusia 8 tahun, masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Membayangkan kehidupan masyarakat kampung waktu itu, sebenarnya sangat memprihatinkan. Aku punya kisah pilu bersama keluarga kami kala itu.

Hari-hari keluarga kami diliputi kecemasan yang mencekam raga.

Anak pertama dari tanteku sakit-sakitan dan sering menangis tanpa sebab yang pasti. Hampir setiap malam sejak kelahirannya kami jarang tidur, karena semua warga rumah mesti bergilir untuk menggendong dan berusaha menenangkan sepupuku itu. Namanya Oyis. Bayi laki-laki pertama dari Mama Nona dan Bapak Te.

Selama kurang lebih seminggu, kami bertahan dalam situasi ini sembari mencari jalan keluar bagi kebaikan sepupuku.

Akses transportasi saat itu masih sangat sulit. Untuk satu wilayah kecamatan saja, kita bisa tahu siapa-siap yang punya kendaraan apa. Pikiran tentang perawatan rumah sakit adalah nihil, dan itu barangkali hanya ada di kepala orang-orang berduit.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel