Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan
Sabtu, 8 Januari 2022
1Yohanes 5: 14-21; Yohanes 3: 22-30
Doa dan berdoa adalah salah satu kebutuhan penting hidup manusia. Kepada Tuhanlah manusia berdoa dan menyampaikan doanya. Inilah sabda Tuhan dalam Surat Rasul Yohanes:
“Inilah sebabnya kita berani menghadap Allah, yaitu karena Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita tahu juga bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang kita minta kepada-Nya” (1Yoh 5: 14-15).
Apa makna sabda Tuhan ini bagi hidup kita?
Jangan takut menghadap Tuhan!
Tetapi beranilah menghadap Dia dan menemui Dia. Beranilah berbicara dengan Tuhan dan menyampaikan apa saja kepada-Nya. Allah kita bukanlah Seorang Pribadi yang Tukang’ emosi atau ‘Tukang’ marah. Sebaliknya Dia adalah ‘Bapa’ kita yang baik yang amat peduli dan amat mendengarkan kita. Sebagai Bapa yang baik, bahkan Dia sendiri mengundang kita untuk datang kepada-Nya: “Marilah kepada-Ku, (kamu) semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11: 28).
Tidak ada dari kita yang tidak merasa letih atau merasa lesu dalam hidup. Tidak ada dari kita yang tidak memiliki dan tidak memikul ‘beban berat‘ dalam hidup. Pada saat kita merasa ‘letih lesu’ dan memikul ‘beban berat’, kepada siapakah kita meluapkan perasaan kita? Dengan siapakah saya curhat dan menumpahkan beban-beban hidup saya? Syukurlah kalau ada teman dekat yang dapat memahami kita dan rela mendengarkan keluh kesah kita. Tetapi bila tidak ada orang lain yang sudi membuka hati dan telinga bagi kita, siapa lagi yang dapat kita andalkan kalau bukan Tuhan. Maka di saat tidak ada lagi siapa-siapa, renungkanlah kata-kata Mazmur ini. “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!” “Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” (Mzm 34: 9.19).
Dengan kata-kata pemazmur ini, janganlah pernah kita ‘patah hati’, patah semangat atau patah harapan karena beban-beban berat kehidupan, tetapi datanglah kepada Tuhan dan bawalah semua beban berat kehidupanmu kepada Tuhan.
Doa dan Berdoa
Ketika kita membawa beban-beban hidup kita kepada Tuhan, kita membawa beban-beban hidup itu di dalam doa dan dengan berdoa. Doa atau berdoa adalah kendaraan atau mobil yang membawa semua beban hidup kita kepada Tuhan. Dengan berdoa, kita membawa semua beban hidup kita kepada Tuhan.
Bila di dalam doa atau dengan berdoa, kita membawa semua beban hidup kita kepada Tuhan, maka serahkanlah semua beban kita itu kepada Tuhan, biarkanlah Tuhan mengatur semua beban hidup itu “menurut kehendak-Nya” (1Yoh 5: 14)”.
Seorang sopir dengan mobilnya membawa atau mengangkut semua barang kepada alamat tujuannya. Begitu sampai di alamat tujuannya, barang-barang bawaan itu bukan lagi menjadi urusan sopir, tetapi menjadi urusan pemesan atau pemiliknya. Seperti tugas seorang sopirlah, kita berdoa kepada Tuhan. Dalam doa atau dengan berdoa, kita membawa semua muatan beban hidup kita kepada Tuhan. Begitu sudah sampai kepada Tuhan, urusan kita selesai. Urusan selanjutnya, terserah kepada Tuhan untuk mengatur semuanya sesuai dengan kehendak-Nya.
Berdasarkan kebijakan dan penyelenggaraan-Nya, Tuhan pasti tahu dengan baik apa yang mesti Ia lakukan bagi kita di dalam doa-doa kita. Yang pasti dalam kebijaksanaan kehendak-Nya dan menurut penyelenggaraan-Nya, Tuhan akan “mengabulkan doa kita” atau kita “memperoleh segala sesuatu yang kita minta kepada-Nya’.
Maka janganlah bimbang dan ragu berdoa untuk meminta apa saja kepada Tuhan. Bawa saja semua doa atau permintaan kita kepada Tuhan dan biarkan Tuhan sendiri dengan bebas dan leluasa mengatur dan menyelenggarakan semuanya untuk kita.
Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â