Cepat, Lugas dan Berimbang

Air Keruh Akibat Gravitasi, Dirut BUMDAM TK Ajak Masyarakat Berdamai dengan Keadaan

Ruteng, infopertama.com – Direktur Utama (Dirut) Badan Usaha Milik Daerah Air Minum (BUMDAM) Tirta Komodo kabupaten Manggarai menjelaskan beberapa konsekuensi logis yang bakal dihadapi pelanggan, terutama saat Dureng tiba.

Hal itu disampaikan Dirut Marselus saat ditemui awak media di Aula lantai dua Gedung BUMDAM Tirta Komodo, Selasa, 28 Januari 2025.

Menurutnya, keadaan pelayanan BUMDAM Tirta Komodo hingga kini masih mengandalkan sumber-sumber air dengan sistem gravitasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggan di Manggarai.

Karena masih didominasi sistem gravitasi, jelas Dirut Marselus maka erat kaitannya dengan cuaca ekstrim yang melanda Manggarai dalam sepekan terakhir.

Menurut Marselus, kondisi riil yang terjadi selama sepekan ini akibat cuaca ekstrim dureng yang melanda Manggarai menyebabkan peristiwa alam yang tidak kita kehendaki. Semisal bencana longsor dan banjir di beberapa titik yang berhubungan dengan jalur-jalur perpipaan BUMDAM Tirta Komodo.

“Beberapa titik longsor yang terjadi berdampak langsung pada jaringan-jaringan perpipaan kita (BUMDAM Tirta Komodo) yang pasti membawa pengaruh terhadap pelayanan.” Ungkap Marselus, Selasa.

Hal ini penting untuk disampaikan, lanjut Marselus supaya kita semua (masyarakat, terutama pelanggan) berdamai dengan keadaan karena itu tidak pernah kita rencanakan.

“Ini adalah peristiwa alam, tentu kita tidak menyalahkan alam. Tetapi, peristiwa ini berdampak kepada kami BUMDAM Tirta Komodo di jaringan-jaringan maupun sumber-sumber yang kami gunakan untuk pelayanan kepada masyarakat.” Pinta Marselus Sudirman.

Kemudian, kata dia, kondisi ini adalah resiko atau akibat dari sumber-sumber atau pengelolaan yang digunakan BUMDAM Tirta Komodo adalah sistem gravitasi atau sumber mata air yang ada di gunung atau di ketinggian.

“Resiko yang paling mungkin terjadi itu manakala terjadi longsor itu pasti berdampak pada dua hal utama. Pertama, bisa saja jaringan perpipaan bocor, patah bahkan tertimbun longsor hingga hanyut terbawa aliran longsor.”

Kondisi ini akan memakan waktu lama tuk melakukan perbaikan yang tentunya sangat memengaruhi pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan.

“Resiko kedua berhubungan dengan kualitas air. Pasti akan berpengaruh terhadap kualitas air yang keruh, berlumpur dan sejenisnya. Hal ini terjadi ketika patah pipa maka lumpur, kerikil dan sebagainya akan masuk ke dalam jaringan perpipaan. Jadi, tidak bisa terhindarkan dari kondisi itu di wilayah tertentu kalau pakai sistem gravitasi.” Ungkap Marselus Sudirman yang didampingi beberapa pejabat struktural BUMDAM Tirta Komodo.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel