Cepat, Lugas dan Berimbang

Diiming 11 Paket Proyek, Sejumlah Kontraktor Ditipu Calo Orang Dekat Kementrian PUPR

Kementrian PUPR
Ilustrasi (sinfonews.com)

Labuan Bajo, infopertama.com – Dugaan jual beli proyek kementrian PUPR yang santer diberitakan oleh media online Okebajo.com di Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat menjadi perbincangan hangat.

Pasalnya, Oknum (R) yang diduga kerabat dekat orang Kementrian PUPR pusat mencari uang dengan cara menjanjikan proyek kepada sejumlah kontraktor di Kab. Manggarai Barat dengan cara meminta uang di muka.

Kasus-kasus penipuan yang berkedok calo ini kerap kali terjadi menimpa para kontraktor di NTT.

Ingin memastikan mendapatkan proyek APBN para kontraktor dengan cara menyetor uang duluan di muka.

Dengan cara menyetor uang duluan di muka sudah tentu diprioritaskan untuk mendapatkan proyek APBN, itulah triknya.

Kasus-kasus seperti ini kerap kali terjadi di NTT. Kalau mau proyek setor uang di muka dulu baru bisa mendapatkan proyek APBN di NTT.

Sebut saja seorang oknum berinisial (R) asal Ruteng, Kab. Manggarai menjanjikan 11 Paket Proyek APBN dari Kementrian PUPR pusat kepada sejumlah Kontraktor di Manggarai Barat tahun 2020. Namun, 11 paket proyek tersebut hingga kini tak kunjung diterima sejumlah kontraktor.

Pasalnya, oknum berinisial (R) menawarkan 11 paket proyek konstruksi dengan nama paket Rehabilitasi dan Renovasi Sarpras Sekolah di NTT dengan pagu anggaran 20 milyar kepada sejumlah kontraktor di Labuan Bajo dengan Surat Perintah Kerja (SPT).

Salah satu kontraktor yang tidak mau sebutkan namanya memberikan pengakuan kepada wartawan. Ia mengaku bahwa ia dan rekan-rekan kontraktor lainnya diberi janji proyek APBN dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pusat oleh oknum berinisial (R), melansir dari Okebajo.com, Senin (12/6/2023).

Proyek tersebut, terdiri dari 11 paket Surat Perintah Kerja (SPK) dengan nama “Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Propinsi NTT 3” di berbagai lokasi di kab. Manggarai Barat, dengan nilai pagu mencapai lebih dari 20 miliar rupiah.

11 paket proyek tersebut mencakup SDI Watu Wangka, SDI Pela, SDI Watu Deru, SDI Wae Kuse, SDN Konang, SDN Peri, SDI Lumut. Kemudian, SDI Tehong, SDI Golo Ru’u, SDI Parek, dan SDI Malawatar, yang semuanya terletak di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Atas kejadian tersebut, total kerugian yang dialami oleh sejumlah kontraktor sebesar 450 juta dengan jumlah yang berbeda-beda.

“Uang tersebut diminta oknum (R) sebagai uang administrasi awal saat mengikuti proses tender. Namun, dari 11 paket yang dijanjikan, tidak satu pun kontraktor yang memenangkan tender,” ungkap kontraktor yang tak mau disebutkan namanya.

Menurutnya, pola penawaran yang oknum (R) lakukan tersebut adalah memberikan penawaran hingga pekerjaan fisik kepada kontraktor dengan syarat 450 juta rupiah sebagai administrasi awal memenangkan tender. Namun, semuanya gagal.

Sehingga, pasca pengumuman hasil tender pada tahun 2022, sejumlah kontraktor yang merasa ditipu tersebut meminta oknum (R) untuk mengembalikan semua uang yang telah diserahkan. Namun, hingga saat ini, oknum (R) tidak bertanggung jawab atas perbuatannya.

“Kami meminta agar uang tersebut dikembalikan karena kami tidak memenangkan tender. Namun, jawabannya hanya tunggu saja, dan oknum (R) mengklaim bahwa dia juga menjadi korban penipuan dari pihak di Kementerian PUPR. Namun, nyatanya hingga saat ini dia terus menghilang. Dan, kami menduga bahwa dia tidak mau bertanggung jawab,” jelas kontraktor tersebut dengan nada kesal melansir Okebajo.com.

Informasi yang dihimpun oleh media ini mengungkapkan bahwa pelaku dengan inisial (R) berasal dari Ruteng, Kabupaten Manggarai. Dan menariknya, oknum R ini diketahui merupakan salah satu calon anggota Legislatif di Kab. Manggarai yang siap bertarung pada pileg 2024 mendatang.

Namun, modus operandi oknum R mengundang perhatian. Pasalnya, ia mengaku memiliki koneksi yang erat dengan pihak-pihak di lingkup Kementerian PUPR pusat.

“Ia mengaku sebagai orang yang dekat dengan pihak-pihak di lingkup Kementerian PUPR pusat serta memiliki kemampuan untuk mengatur semua proyek APBN,” kata kontraktor tersebut.

Para kontraktor yang menjadi korban berharap agar oknum (R) segera mengembalikan uang yang telah diserahkan dalam waktu dekat.

“Kami berharap kepada oknum (R) agar dalam bulan ini segera mengembalikan uang kami. Jika tidak, kami akan mengambil langkah hukum karena tindakan ini sudah melibatkan unsur penipuan dan penggelapan uang,” tegas kontraktor tersebut.

Ketika media ini mengkonfirmasi kepada oknum (R) Rabu, 7 Juni 2023, oknum tersebut menjelaskan bahwa dia masih berkomitmen terhadap sejumlah kontraktor di Manggarai Barat.

“Saya tidak memiliki niat untuk menipu. Apalagi lari dari tanggung jawab yang sudah saya janjikan kepada teman-teman di Labuan Bajo. Tanah yang saya miliki yang berada di Ruteng seluas 8000 meter persegi menjadi jaminan saya. Saya telah membuat surat pernyataan yang ditandatangani dengan materai bersama dengan semua pihak yang terlibat dalam tanggung renteng untuk mengambil paket proyek waktu itu,” jelasnya.

Oknum (R) menyebut bahwa calon pembeli tanah masih belum membayar sejumlah uang, sehingga dia belum dapat mengembalikan uang kepada para kontraktor.

“Saya memiliki tanggung jawab ini agar teman-teman merasa nyaman. Saya menjamin bahwa tanah yang saya miliki di Ruteng sesuai dengan yang diharapkan. Dan, saya telah mengurus semua dokumen. Jadi, prosedurnya dari notaries, pertanahan tata ruang PUPR, perizinan dan kembali ke tata ruang dan pertanahan pada akhirnya. Namun, saya masih menunggu pembayaran dari pihak pembeli tanah,” jelasnya.

Oknum (R) menjelaskan bahwa karena semua urusan ini melaluinya, maka ia menganggap ini sebagai tanggung jawab pribadi. Dia berusaha menjual sebidang tanah milknya yang berlokasi di Ruteng, Kabupaten Manggarai NTT. Namun, hingga saat ini, pembayaran dari pembeli tanah tersebut masih tertunda.

Oknum R juga mengklain bahwa Ia tertipu oleh orang di Kementrian PUPR. Kemudian semua bukti-bukti masih tersimpan.

“Rentetan semua waktu itu mulai dari stor uang berdasarkan perintah atau arahan petunjuk dari mereka di Kementrian dan bukti-bukti chat, voice note di WA dan rekaman telpon masih ada. Dorang minta biaya kordinasi segala macam, terus mereka arahkan untuk lewat rekening biro dan kita penuhi semua. Awalnya mereka minta agak besar juga, hanya karena saya nego. Ketika sudah sepakat saya langsung antar ini setoran ke mereka,” tutupnya.

Selain itu, Oknum (R) ini juga meminta kepada wartawan Okebajo.com agar nanti bisa membantunya ketika semua persoalan ini selesai untuk mengejar orang yang di kementrian.

“Terus nanti kalau ini clear, minta semua teman-teman di Labuan Bajo untuk bantu saya dalam rangka saya mengejar mereka yang ada di Jakarta. Saya harap adik bersabar dahulu untuk saya selesaikan. Saya minta bantuan adik nanti untu membantu saya untuk mengejar orang yang menipu saya dan teman teman setelah saya selesaikan urusan kami seperti yang kami sudah sepakati,” pintahnya

Meskipun oknum (R) mengklaim bahwa dia juga menjadi korban, kontraktor dan pihak terkait berharap agar kasus ini segera terselesaikan dengan adil. Dan, semua pihak yang merugi dapat mendapatkan keadilan.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

Â