Cepat, Lugas dan Berimbang

Membuahkan Karunia Allah

Karunia Allah
(ist)

Pw Sto Timotius & Titus, Uskup
Rabu, 26 Januari 2022

2Timotius 1: 1-8; Lukas 10: 1-9

Sejalan dengan peringatan Santo Timotius dan Titus hari ini, Rasul Paulus menulis dan mengirim surat kepada seorang muridnya Timotius. Salah satu isi suratnya adalah peringatan sekaligus ajakan agar Timotius memiliki semangat yang berkobar-kobar.

Inilah peringatan dan nasihat Paulus:

“Kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (2Tim 1: 6-7).

Dari peringatan dan nasihat Rasul Paulus ini, ada tiga butir renungan yang berguna bagi kita.

(1). Setiap kita pasti menerima ‘karunia’ bakat dan talenta dari Allah. Bakat dan talenta itu ada pada kita atau ditanam oleh Allah di dalam diri setiap orang atau setiap kita. Tujuan pemberian karunia bakat dan talenta itu adalah agar bakat dan talenta itu bertumbuh dan berbuah dalam hidup.

Inilah kata-kata Tuhan sendiri: “Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yoh 15: 16).

Ke mana saja kita pergi dan di mana saja kita berada, kita diminta oleh Tuhan untuk menghasilkan buah yang tetap dalam hidup. Dengan kata lain, kita mesti ‘membuahkan” setiap bakat dan talenta kita dalam hidup.

(2). Bakat dan talenta kita tidak berbuah secara otomatis dalam hidup. Kita mesti memiliki keberanian atau semangat yang berkobar-kobar. Secara negatif, janganlah kita takut atau memiliki roh ketakutan, tetapi kita mesti berani dan memiliki keberanian. Bila kita takut apalagi malas, bakat dan talenta dalam diri kita akan tetap “tidur” dan bahkan “mati”. Ketakutan akan membuat bakat dan talenta menjadi sia-sia dan percuma saja. Takut untuk berbuah atau menghasilkan buah dalam hidup akan mengalihkan segala berkat dan rahmat dari Tuhan kepada orang lain. Kita tidak akan mendapat apa-apa dan tidak akan menjadi siapa-siapa, apabila kita meninabobokan segala bakat dan talenta dalam diri kita.

(3). Agar kita berbuah dalam hidup atau agar bakat dan talenta menghasilkan buah dalam hidup, kita perlu memiliki “kekuatan, kasih dan ketertiban” (2Tim 1: 7).

Kita mesti kuat untuk menghadapi segala tantangan dan kesulitan. Kita tidak boleh putus asa atau putus harapan. Dan, Kita juga mesti mengasihi hidup kita dan hidup sesama. Hanya bila kita mengasihi hidup, kita akan berani bereksplorasi dengan semua bakat dan talenta dalam diri kita.

Selain itu kita mesti tertib dan disiplin dalam hidup. Dengan adanya ketertiban dan disiplin, kita dapat mengisi hidup kita dengan efisien dan dapat memanfaatkan setiap waktu dengan sebaik-baiknya. Maka marilah kita mengasihi hidup kita dengan “membuahkan” segala bakat dan talenta dalam diri kita. Untuk tujuan itu, marilah juga kita memiliki disiplin dan mengisi hidup kita dengan tertib dan teratur, apa pun panggilan dan pelayanan kita.

Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel