Religi  

Renungan Katolik, Bertobat: Kembali ke Rangkulan Bapa Maharahim

SK Penlok

Hari Minggu Prapaskah IV—Minggu Laetare
Yos 5:9a.10-12; 2Kor 5:17-21 & Luk 15:1-3.11-32
[Thn. VI-SS/86/3/2022]

Pastor Riano Tagung, Pr

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.’ Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.

Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah menghabiskannya harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu. Tetapi, tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.

Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, ‘Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali anak itu dengan selamat.’ Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk.

Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.’ Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

Bertobat: Kembali ke dalam Rangkulan Bapa Maharahim

Mendengarkan suara hati dalam keheningan memungkinkan kita menyadari bahwa pikiran kita jauh dari pikiran ilahi. Kata-kata dan tindakan kita seringkali bersifat duniawi, dipandu oleh pilihan yang bertentangan dengan Injil. Paus Fransiskus

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,
kita adalah pendosa yang dikasihi oleh Allah! Karena itu, Pintu Kerahiman Allah selalu terbuka! Allah yang berbelas kasih selalu menanti anakNya pulang kembali kepangkuanNya. Hari ini, melalui Yosua, TUHAN berfirman bahwa “hari ini telah dihapus cela mesir itu dari padamu”. Hari ini, dan bukan besok, Allah menunjukkan belas kasihNya kepada bangsa Israel. Kepada kita juga, dipanggil untuk tanpa menunda-nunda lagi datang dan memberi diri didamaikan dengan allah (2 Kor 5:20). Meski Kerahiman Allah selalu terbuka dan menanti kita datang kepadaNya, itu tidak berarti bahwa kita memainkan kerahiman Allah dengan bersikap menunda untuk bertobat.

Bertobat

Jangan pernah menyia-nyiakan waktu HARI INI untuk berdamai dengan Allah, bertobat dan kembali ke pangkuanNya. HARI INI sibungsu kembali ke pangkuan bapa. Menyesal atas segala kesalahan yang telah dibuatnya, mendorongnya untuk bertobat dan kembali pulang. Bapa, yang tergerak dengan belas kash, tanpa memperhitungkan lagi segala dosanya, BERLARI, mendapatinya, merangkul dan mencium serta BERSUKACITA.

Inilah yang akan dialami oleh ALLAH ketika kita pada hari ini juga mau kembali ke dalam rangkulan Bapa Maharahim. Jangan biarkan dosa dan kegelapan hidup kita membuat jalan untuk pulang ke pangkuan Bapa menjadi kabur. Marilah kita mengajak keluarga dan komunitas kita pada hari ini, untuk berdamai dengan Allah, dengan memberikan diri kita sepenuhnya ke dalam rangkulan Bapa yang Maharahim. Ingat, HANYA ORANG BERIMAN yang MENYADARI dirinya berdosa dan mau kembali ke pangkuan Bapa. Kita adalah orang-orang beriman, dan kita adalah pendosa yang dilimpahi dengan Kasih Karunia Allah. Benci, dendam, iri hati, cemburu, amarah, sombong, akan menghalangi langkah kita untuk bertobat. Karena itu, lepaskanlah itu semua, dan kenakan hati yang penuh belas kasih, sehingga kita siap untuk berdamai dan didamaikan dengan Allah dan hidup menjadi penuh dengan SUKACITA.

Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr

Omnia Sunt Gratia Caritate Dei
SEMUA KARENA KASIH KARUNIA ALLAH!
=1 Kor 15:10=

Renungan SENDAL SERIBU, sejak 10 Mei 2017
Servire Dio Con Amore e Gioia
Melayani Allah dengan Cinta dan Sukacita

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

 

error: Sorry Bro, Anda Terekam CCTV